Kamis, 15 Desember 2011

Daftar puncak gunung tertinggi di dunia

Berikut adalah daftar puncak gunung tertinggi di dunia:
  1. Everest, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 29,035 ft / 8,850 m.
  2. K2 (Godwin Austen), pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 28,250 ft / 8,611 m.
  3. Kangchenjunga, pegunungan Himalaya, India/Nepal, 28,169 ft / 8,586 m.
  4. Lhotse I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,940 ft / 8,516 m.
  5. Makalu I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,766 ft / 8,463 m.
  6. Cho Oyu, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 26,864 ft / 8,188 m.
  7. Dhaulagiri, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,795 ft / 8,167 m.
  8. Manaslu I, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,781 ft / 8,163 m.
  9. Nanga Parbat, pegunungan Himalaya, Pakistan, 26,660 ft / 8,125 m.
  10. Annapurna, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,545 ft / 8,091 m.
  11. Gasherbrum I, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,470 ft / 8,068 m.
  12. Puncak Broad, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,400 ft / 8,047 m.
  13. Gasherbrum II, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,360 ft / 8,035 m.
  14. Shishapangma (Gosainthan), pegunungan Himalaya, Tibet, 26,289 ft / 8,013 m.
  15. Annapurna II, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,041 ft / 7,937 m.
  16. Gyachung Kang, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,910 ft / 7,897 m.
  17. Distaghil Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,858 ft / 7,882 m.
  18. Himalchuli, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,801 ft / 7,864 m.
  19. Nuptse, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,726 ft / 7,841 m.
  20. Nanda Devi, pegunungan Himalaya, India, 25,663 ft / 7,824 m.
  21. Masherbrum, pegunungan Karakoram, Kashmir, 25,660 ft / 7,821 m.
  22. Rakaposhi, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,551 ft / 7,788 m.
  23. Kanjut Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,461 ft / 7,761 m.
  24. Kamet, pegunungan Himalaya, India/Tibet, 25,446 ft / 7,756 m.
  25. Namcha Barwa, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,445 ft / 7,756 m.
  26. Gurla Mandhata, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,355 ft / 7,728 m.
  27. Ulugh Muztagh, Kunlun, Tibet, 25,340 ft / 7,723 m.
  28. Kungur, Muztagh Ata, Cina, 25,325 ft / 7,719 m.
  29. Tirich Mir, Hindu Kush, Pakistan, 25,230 ft / 7,690 m.
  30. Saser Kangri, pegunungan Karakoram, India, 25,172 ft / 7,672 m.
  31. Makalu II, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,120 ft / 7,657 m.
  32. Minya Konka (Gongga Shan), pegunungan Daxue, Cina, 24,900 ft / 7,590 m.
  33. Kula Kangri, pegunungan Himalaya, Bhutan, 24,783 ft / 7,554 m.
  34. Chang-tzu, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,780 ft / 7,553 m.
  35. Muztagh Ata, pegununganMuztagh Ata, Cina, 24,757 ft / 7,546 m.
  36. Skyang Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,750 ft / 7,544 m.
  37. Puncak Ismail Samani (dulu Puncak Stalin dan Puncak Komunis), pegunungan Pamir Tajikistan, 24,590 ft / 7,495 m.
  38. Puncak Jongsong, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,472 ft / 7,459 m.
  39. Puncak Pobeda, Tien Shan, Kyrgyzstan, 24,406 ft/ 7,439 m.
  40. Sia Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,350 ft / 7,422 m.
  41. Puncak Haramosh, pegunungan Karakoram, Pakistan, 24,270 ft / 7,397 m.
  42. Istoro Nal, pegunungan Hindu Kush, Pakistan, 24,240 ft / 7,388 m.
  43. Puncak Tent, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,165 ft / 7,365 m.
  44. Chomo Lhari, pegunungan Himalaya, Tibet/Bhutan, 24,040 ft / 7,327 m.
  45. Chamlang, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,012 ft / 7,319 m.
  46. Kabru, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,002 ft / 7,316 m.
  47. Alung Gangri, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,000 ft / 7,315 m.
  48. Baltoro Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,990 ft / 7,312 m.
  49. Muztagh Ata (K-5), pegununganKunlun, Cina, 23,890 ft / 7,282 m.
  50. Mana, pegunungan Himalaya, India, 23,860 ft / 7,273 m.
  51. Baruntse, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,688 ft / 7,220 m.
  52. Puncak Nepal, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,500 ft / 7,163 m.
  53. Amne Machin, pegununganKunlun, Cina, 23,490 ft / 7,160 m.
  54. Gauri Sankar, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 23,440 ft / 7,145 m.
  55. Badrinath, pegunungan Himalaya, India, 23,420 ft / 7,138 m.
  56. Nunkun, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,410 ft / 7,135 m.
  57. Puncak Lenin, pegunungan Pamir, Tajikistan/Kyrgyzstan, 23,405 ft / 7,134 m.
  58. Pyramid, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,400 ft / 7,132 m.
  59. Api, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,399 ft / 7,132 m.
  60. Pauhunri, pegunungan Himalaya, India/Cina, 23,385 ft / 7,128 m.
  61. Trisul, pegunungan Himalaya, India, 23,360 ft / 7,120 m.
  62. Puncak Korzhenevski, pegunungan Pamir, Tajikistan, 23,310 ft / 7,105 m.
  63. Kangto, pegunungan Himalaya, Tibet, 23,260 ft / 7,090 m.
  64. Nyainqentanglha, Nyainqentanglha Shan, Cina, 23,255 ft / 7,088 m.
  65. Trisuli, pegunungan Himalaya, India, 23,210 ft / 7,074 m.
  66. Dunagiri, pegunungan Himalaya, India, 23,184 ft / 7,066 m.
  67. Puncak Revolution, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,880 ft / 6,974 m.
  68. Aconcagua, pegunungan Andes, Argentina, 22,834 ft / 6,960 m.
  69. Ojos del Salado, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,664 ft / 6,908 m.
  70. Bonete, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,546 ft / 6,872 m.
  71. Ama Dablam, pegunungan Himalaya, Nepal, 22,494 ft / 6,856 m.
  72. Tupungato, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,310 ft / 6,800 m.
  73. Puncak Moscow, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,260 ft / 6,785 m.
  74. Pissis, pegunungan Andes, Argentina, 22,241 ft / 6,779 m.
  75. Mercedario, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,211 ft / 6,770 m.
  76. Huascarán, pegunungan Andes, Peru, 22,205 ft / 6,768 m.
  77. Llullaillaco, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,057 ft / 6,723 m.
  78. El Libertador, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  79. Cachi, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  80. Kailas, pegunungan Himalaya, Tibet, 22,027 ft / 6,714 m.
  81. Incahuasi, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,720 ft / 6,620 m.
  82. Yerupaja, pegunungan Andes, Peru, 21,709 ft / 6,617 m.
  83. Kurumda, pegunungan Pamir, Tajikistan, 21,686 ft / 6,610 m.
  84. Galan, pegunungan Andes, Argentina, 21,654 ft / 6,600 m.
  85. El Muerto, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,463 ft / 6,542 m.
  86. Sajama, pegunungan Andes, Bolivia, 21,391 ft / 6,520 m.
  87. Nacimiento, pegunungan Andes, Argentina, 21,302 ft / 6,493 m.
  88. Illampu, pegunungan Andes, Bolivia, 21,276 ft / 6,485 m.
  89. Illimani, pegunungan Andes, Bolivia, 21,201 ft / 6,462 m.
  90. Coropuna, pegunungan Andes, Peru, 21,083 ft / 6,426 m.
  91. Laudo, pegunungan Andes, Argentina, 20,997 ft / 6,400 m.
  92. Ancohuma, pegunungan Andes, Bolivia, 20,958 ft / 6,388 m.
  93. Cuzco, pegunungan Andes, Peru, 20,945 ft / 6,384 m.
  94. Ausangate (Toro), pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,932 ft / 6,380 m.
  95. Tres Cruces, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,853 ft / 6,356 m.
  96. Huandoy, pegunungan Andes, Peru, 20,852 ft / 6,356 m.
  97. Parinacota, pegunungan Andes, Bolivia/Chili, 20,768 ft / 6,330 m.
  98. Tortolas, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,745 ft / 6,323 m.
  99. Chimborazo, pegunungan Andes, Ecuador, 20,702 ft / 6,310 m.
  100. Ampato, pegunungan Andes, Peru, 20,702 ft 6,310 m.
  101. El Condor, pegunungan Andes, Argentina, 20,669 ft / 6,300 m.
  102. Salcantay, pegunungan Andes, Peru, 20,574 ft / 6,271 m.
  103. Huancarhuas, pegunungan Andes, Peru, 20,531 ft / 6,258 m.
  104. Famatina, pegunungan Andes, Argentina, 20,505 ft / 6,250 m.
  105. Pumasillo, pegunungan Andes, Peru, 20,492 ft / 6,246 m.
  106. Solo, pegunungan Andes, Argentina, 20,492 ft / 6,246 m.
  107. Polleras, pegunungan Andes, Argentina, 20,456 ft / 6,235 m.
  108. Pular, pegunungan Andes, Chili, 20,423 ft / 6,225 m.
  109. Chañi, pegunungan Andes, Argentina, 20,341 ft / 6,200 m.
  110. McKinley (Denali), pegununganAlaska, Alaska, 20,341 ft / 6,200 m.
  111. Aucanquilcha, pegunungan Andes, Chili, 20,295 ft / 6,186 m.
  112. Juncal, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,276 ft / 6,180 m.
  113. Negro, pegunungan Andes, Argentina, 20,184 ft / 6,152 m.
  114. Quela, pegunungan Andes, Argentina, 20,128 ft / 6,135 m.
  115. Condoriri, pegunungan Andes, Bolivia, 20,095 ft / 6,125 m.
  116. Palermo, pegunungan Andes, Argentina, 20,079 ft / 6,120 m.
  117. Solimana, pegunungan Andes, Peru, 20,068 ft / 6,117 m.
  118. San Juan, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,049 ft / 6,111 m.
  119. Sierra Nevada, pegunungan Andes, Argentina, 20,023 ft / 6,103 m.
  120. Antofalla, pegunungan Andes, Argentina, 20,013 ft / 6,100 m.
  121. Marmolejo, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,013 ft / 6,100 m.

Rabu, 14 Desember 2011

Gunung Batusibela

Gunung Batusibela adalah sebuah gunung yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara, Indonesia. Tepatnya terletak di pulau Bacan, kepulauan Maluku atau di titik koordinat 0°44′3″LS,127°32′9″BT.
Gunung tidak berapi ini mempunyai ketinggian 2.111 meter dpl.

Gunung Dafonsoro

Gunung Dafonsoro dikenal juga dengan nama Gunung Dobonsolo atau Gunung Cyclops adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Gunung Dafonsoro kurang lebih berjarak sekitar 30 km dari Kota Jayapura ke arah barat. Nama gunung ini (Dobonsolo) dipakai sebagai nama salah satu kapal milik Pelni.

Selasa, 06 Desember 2011

Gunung Gamalama

Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang ada di Provinsi Maluku Utara. Selain gunung ini, masih ada Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dakona yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, dan Gunung Kiebesi di Halmahera Selatan. Gunung Gamalama sendiri terletak di Pulau Ternate dan memiliki ketinggian sekitar 1.715 m dpl (di atas permukaan laut).
Gunung Gamalama, yang juga kerap disebut sebagai puncak Ternate, merupakan sebuah stratovolkano, yakni gunung berapi yang tinggi dan mengerucut, yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Gunung yang berdiameter 11 km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda. Gunung Gamalama, juga merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang masih aktif. Seperti yang tertulis dalam www.geocities.com, sejak tahun 1538 M hingga saat ini, Gunung Gamalama telah menyemburkan laharnya lebih dari 70 kali. Enam di antaranya, menyebabkan bencana alam, yakni pada tahun 1771—1772 yang menewaskan sekitar 30 orang, sekitar 1.300 orang yang tewas akibat gelombang badai yang disebabkan letusan di tahun 1775, dan letusan di tahun 1962 memakan korban sekitar lima orang. Terakhir kali, gunung ini memuntahkan isi perutnya pada tahun 2003 namun tidak memakan korban.
Di dalam masyarakat Ternate sendiri, terdapat sebuah ritual mengelilingi Gunung Gamalama. Dalam ritual bernama Kololi Kie ini, masyarakat mengelilingi Gunung Gamalama, seraya memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate. Selain itu, Kololi Kie juga merupakan upacara penghormatan terhadap para leluhur Ternate. Kololi Kie sendiri, diadakan sekali dalam setahun, setiap bulan April.
Oleh masyarakat setempat, Gunung Gamalama dipercaya memiliki banyak nilai-nilai keramat. Tak heran jika banyak mitos yang beredar, dan semakin memperkuat kekeramatan gunung ini. Semisal, masyarakat setempat selalu menyarankan pada sebuah tim yang berencana mendaki Gunung Gamalama agar memiliki jumlah anggota yang genap. Sebelum mendaki pun, sebisa mungkin untuk berdoa, agar tidak mengalami halangan dalam perjalanan.
Meski terkesan berbahaya, namun Gunung Gamalama menyimpan pesona kecantikan yang luar biasa. Maka, tak heran jika banyak para penjelajah alam yang sangat tertarik untuk mendaki gunung ini. Hamparan kebun cengkeh dan pala, akan menemani para pendaki selama perjalanan menuju puncak. Begitu sampai di puncak gunung, para pendaki dapat melihat landscape Pulau Ternate. Tak hanya itu, beberapa pulau lainnya, seperti Pulau Tidore, Pulau Halmahera, dan Pulau Maitara, dapat terlihat dari sini.
Selain pemandangan yang mempesona, para pendaki juga akan menemui tempat-tempat unik di gunung tersebut. Di antaranya adalah mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan mata air Abdas. Konon, mata air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka, tak heran jika masyarakat Ternate begitu mengkeramatkan mata air ini. Sehingga, ada aturan tertentu untuk mengambil air dari mata air Abdas, yakni tidak boleh berebutan, dan tiap-tiap orang hanya diperbolehkan mengambil satu botol.
Selain mata air Abdas, tempat menarik lainnya adalah kuburan leluhur masyarakat Ternate, yang sudah berumur ratusan tahun. Belum diketahui, kenapa kuburan tersebut bisa ada di puncak Gunung Gamalama. Namun yang pasti, masyarakat Ternate sangat mengeramatkan kuburan tersebut. Banyak masyarakat Ternate yang mendaki Gunung Gamalama untuk berziarah di makam leluhur ini.
Gunung Gamalama terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Jika ingin melakukan pendakian, jalur pendakian dapat diakses dari beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Namun, dari ketiga desa ini, jika ingin jalur pendakian termudah dapat melalui Desa Mayo.
Kota Ternate dapat dicapai dengan menggunakan pesawat maupun kapal laut. Jika ingin menggunakan pesawat, beberapa maskapai ada yang memiliki rute Jakarta—Manado—Ternate, dan Jakarta—Makassar—Ternate. Jika ingin menggunakan kapal laut, PT. Pelni memiliki rute yang menghampiri Ternate sekali dalam seminggu. Dari pusat Kota Ternate, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke desa Moya dengan menggunakan angkutan umum. Perjalanan ini, memakan waktu sekitar 30 menit.
Untuk mendaki Gunung Gamalama pengunjung tidak dikenakan biaya apapun.
Dalam rute pendakian menuju puncak Gunung Gamalama, para pendaki akan menjupai tiga pos yang kerap digunakan sebagai tempat beristirahat. Di Desa Moya, hanya ada satu warung kecil. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendaki untuk melengkapi perbekalan secukupnya. Selain itu, apabila memerlukan penginapan sebelum atau sesudah pendakian, wisatawan dapat dengan mudah memperolehnya di pusat Kota Ternate

Pencapaian Lokasi
Pendakian pertama dimulai dari G.Gamalama, gunung ini sudah beberapa kali meletus, terakhir tgl 1 Agustus 2003 yang lalu. Untuk mencapainya kita harus menuju P.Ternate terlebih dahulu. Ada 2 pilihan untuk menuju Ternate yaitu dengan pesawat udara atau dengan kapal laut. Untuk pesawat udara biasanya trayek yang dilalui adalah makassar-ternate atau menado-ternate. Saat melakukan pendakian penulis terpaksa harus melalui jalur laut dari manado ke ternate karena bandara Sultan Baabulah tertutup abu letusan setebal 10 cm.
Untuk melakukan pendakian ke G.Gamalama (1715 m dpl), kita harus menuju desa Moya (200 m dpl). Ada cukup banyak angkutan yang menuju desa tsb dari dari terminal/pasar Gamalama, perjalanan menuju Moya memerlukan waktu 30 menit dengan tarif per orang Rp.1200. Sebenarnya ada beberapa jalur lain menuju puncak yaitu via malikurubu ,akehuda, dll, tapi berdasarkan informasi yang didapat Moya merupakan jalur termudah walaupun sedikit lama.
 
Perjalanan

Moya - POS I
Setelah melapor pada Bp.Djamaludin (Penjaga Gunung) dan mendapat izin maka pendakian pun dimulai tepat jam 06:00 WIT, medan yang dilalui masih berupa kebun cengkeh dan pala. Kondisi jalan masih cukup mudah untuk dilalui dengan kemiringan 15-45 derajat, beberapa kali melipir tebing dan menyebrang bekas sungai yang sudah kering. Setelah 1.5 jam perjalanan dan beberapa kali salah jalan (maklum jalan sendirian) akhirnya penulis sampai di hutan bambu yang menurut keterangan adalah POS I. Disini dapat ditemukan sebuah rumah dari bambu yang sering digunakan oleh warga apabila kemalaman dihutan. Dari sini kita dapat melihat ke bawah dengan jelas, tampak jelas P. Maitara dengan latar belakan G.Kiematubo.

POS I - POS II (Mata Air Abras)
Perjalanan dilanjutkan menuju POS II, kondisi medan mulai tertutup. Pada etape ini kontur jalan mulai turun-naik melipir punggungan gunung. Menurut keterangan penduduk dari Moya-Puncak ada kurang lebih 7 punggungan yg dilalui. Rute yg dilalui seolah-olah mengitari Gunung dari arah kiri. Dalam perjalanan kita akan melalui sebuah aliran sungai yang sudah kering. Perjalanan menuju POS II memakan waktu kurang lebih 1 jam.

POS II – POS III (Puncak Palsu)
Di POS II ini jalan bercabang menjadi 3, yang pertama menanjak ke kanan menuju puncak, yang kedua menurun ke kiri menuju desa Malikurubu, sementara yang lurus menuju mata air abras. Mata air ini oleh penduduk setempat diibaratkan sebagai air zam-zam, karena bagi mereka mendaki G.Gamalama sama dengan naik haji (ini mirip dengan G.Bawakaraeng di Sulsel). Di tempat ini pulalah artis Dorce Gamalama pernah bermalam pada saat melakukan pendakian. Informasi yang didapat beliau mendaki ditemani kurang lebih 150 warga desa. Kira-kira 10 menit dari POS II ini kita akan melalui `terowongan alam' berupa hutan bambu dengan ketinggian 1.5 m. Yang menyulitkan adalah bambu-bambu tsb tidak tumbuh ke atas melainkan melintang menutupi jalan. Kondisi terowongan tsb saat ini tidak terlalu sulit dilalui karena sering dilakukan pembersihan jalur oleh para pendaki dan warga setempat. Dahulu untuk melewati terowongan sepanjang 1 km tsb para pendaki harus berjalan jongkok, bahkan di beberapa tempat harus tiarap. Ditengah perjalanan kita akan sampai di suatu tempat yang agak terbuka dari sini Puncak G.Gamalama terlihat dengan jelas dihadapan kita. Di tempat ini penulis bertemu dengan seorang warga desa yang sedang melakukan `prosesi ritual', menurut beliau bagi orang yang `bisa melihat' tempat ini merupakan pintu gerbang ke `alam lain'. Selanjutnya kondisi medan mulai berubah menjadi batuan bekas muntahan lahar. Kita harus terus mengikuti alur batu-batuan menuju puncak (palsu) di sebelah kiri. Lama perjalan dari POS II kurang lebih 1 jam.

POS III – Puncak
Di Puncak Palsu ini kita akan menemui 7 buah kuburan yang sering di ziarahi oleh warga setempat. Tidak didapat informasi yang jelas tentang siapa yang dikuburkan di sini. Dari sini pemandangan ke arah Timur sangat indah, tidak berapa jauh tampak Puncak Kiematubo yang ditutupi awan. Perjalanan di lanjutkan menuju Puncak, dari tempat ini kita harus turun dulu kearah lembah baru kemudian naik kembali dari dari sisi sebelah kiri. Kondisi medan berupa batuan lahar yang masih panas dan labil, asap yang keluar
terus-menerus dari batu-batu tsb membuat kita harus berhati-hati. Perjalanan menuju puncak kurang lebih 1 jam. Kondisi Puncak yang selalu ditutupi uap belerang dari kawah ditambah angin yang sangat keras memaksa kita untuk tidak berlama-lama. Di Puncak sebelah kanan dapat kita temui batu sebesar Pos Satpam yang sering dijadikan tempat untuk berfoto. 

Untuk turun kembali ke desa Moya hanya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Selama pendakian hanya dijumpai 1 mata air. Tidak terlihat adanya tanda-tanda binatang buas. Makanan maupun minuman sebaiknya disiapkan dari kota Ternate, hanya ada 1 warung kecil di desa Moya yang tidak begitu lengkap.

Lain – lain
Ada beberapa tempat menarik yang bisa dilihat di P. Ternate antara lain :
  • Benteng Kalumata : Benteng pertahanan yg terletak di pinggir pantai.
  • Cengkeh Afo : Pohon cengkeh berusia 600 th yg merupakan cengkeh tertua didunia (sayang sekali saat ini pohon tsb sudah mati).
  • Sulamadaha : Tempat yg bagus untuk snorkling.
  • Tolire Lamo : Danau Besar yg menurut legenda masyarakat setempat adalah desa yang tenggelam.
  • Batu angus : Batuan hitam di dekat pantai yang merupakan sisa letusan G.gamalama th 1968.
  • Keraton Sultan Ternate : Di dalamnya ada mahkota kerajaan yg ditumbuhi rambut yang setiap hari bertambah panjang (sayang tidak boleh dilihat umum, menurut informasi baru boleh dilihat pada saat upacara pemotongan yaitu 1 th sekali).

 

Jumat, 02 Desember 2011

Gunung Tangkupan Perahu

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
 

Legenda rakyat setempat

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.