Kamis, 15 Desember 2011

Daftar puncak gunung tertinggi di dunia

Berikut adalah daftar puncak gunung tertinggi di dunia:
  1. Everest, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 29,035 ft / 8,850 m.
  2. K2 (Godwin Austen), pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 28,250 ft / 8,611 m.
  3. Kangchenjunga, pegunungan Himalaya, India/Nepal, 28,169 ft / 8,586 m.
  4. Lhotse I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,940 ft / 8,516 m.
  5. Makalu I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,766 ft / 8,463 m.
  6. Cho Oyu, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 26,864 ft / 8,188 m.
  7. Dhaulagiri, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,795 ft / 8,167 m.
  8. Manaslu I, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,781 ft / 8,163 m.
  9. Nanga Parbat, pegunungan Himalaya, Pakistan, 26,660 ft / 8,125 m.
  10. Annapurna, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,545 ft / 8,091 m.
  11. Gasherbrum I, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,470 ft / 8,068 m.
  12. Puncak Broad, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,400 ft / 8,047 m.
  13. Gasherbrum II, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,360 ft / 8,035 m.
  14. Shishapangma (Gosainthan), pegunungan Himalaya, Tibet, 26,289 ft / 8,013 m.
  15. Annapurna II, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,041 ft / 7,937 m.
  16. Gyachung Kang, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,910 ft / 7,897 m.
  17. Distaghil Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,858 ft / 7,882 m.
  18. Himalchuli, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,801 ft / 7,864 m.
  19. Nuptse, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,726 ft / 7,841 m.
  20. Nanda Devi, pegunungan Himalaya, India, 25,663 ft / 7,824 m.
  21. Masherbrum, pegunungan Karakoram, Kashmir, 25,660 ft / 7,821 m.
  22. Rakaposhi, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,551 ft / 7,788 m.
  23. Kanjut Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,461 ft / 7,761 m.
  24. Kamet, pegunungan Himalaya, India/Tibet, 25,446 ft / 7,756 m.
  25. Namcha Barwa, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,445 ft / 7,756 m.
  26. Gurla Mandhata, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,355 ft / 7,728 m.
  27. Ulugh Muztagh, Kunlun, Tibet, 25,340 ft / 7,723 m.
  28. Kungur, Muztagh Ata, Cina, 25,325 ft / 7,719 m.
  29. Tirich Mir, Hindu Kush, Pakistan, 25,230 ft / 7,690 m.
  30. Saser Kangri, pegunungan Karakoram, India, 25,172 ft / 7,672 m.
  31. Makalu II, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,120 ft / 7,657 m.
  32. Minya Konka (Gongga Shan), pegunungan Daxue, Cina, 24,900 ft / 7,590 m.
  33. Kula Kangri, pegunungan Himalaya, Bhutan, 24,783 ft / 7,554 m.
  34. Chang-tzu, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,780 ft / 7,553 m.
  35. Muztagh Ata, pegununganMuztagh Ata, Cina, 24,757 ft / 7,546 m.
  36. Skyang Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,750 ft / 7,544 m.
  37. Puncak Ismail Samani (dulu Puncak Stalin dan Puncak Komunis), pegunungan Pamir Tajikistan, 24,590 ft / 7,495 m.
  38. Puncak Jongsong, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,472 ft / 7,459 m.
  39. Puncak Pobeda, Tien Shan, Kyrgyzstan, 24,406 ft/ 7,439 m.
  40. Sia Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,350 ft / 7,422 m.
  41. Puncak Haramosh, pegunungan Karakoram, Pakistan, 24,270 ft / 7,397 m.
  42. Istoro Nal, pegunungan Hindu Kush, Pakistan, 24,240 ft / 7,388 m.
  43. Puncak Tent, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,165 ft / 7,365 m.
  44. Chomo Lhari, pegunungan Himalaya, Tibet/Bhutan, 24,040 ft / 7,327 m.
  45. Chamlang, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,012 ft / 7,319 m.
  46. Kabru, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,002 ft / 7,316 m.
  47. Alung Gangri, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,000 ft / 7,315 m.
  48. Baltoro Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,990 ft / 7,312 m.
  49. Muztagh Ata (K-5), pegununganKunlun, Cina, 23,890 ft / 7,282 m.
  50. Mana, pegunungan Himalaya, India, 23,860 ft / 7,273 m.
  51. Baruntse, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,688 ft / 7,220 m.
  52. Puncak Nepal, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,500 ft / 7,163 m.
  53. Amne Machin, pegununganKunlun, Cina, 23,490 ft / 7,160 m.
  54. Gauri Sankar, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 23,440 ft / 7,145 m.
  55. Badrinath, pegunungan Himalaya, India, 23,420 ft / 7,138 m.
  56. Nunkun, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,410 ft / 7,135 m.
  57. Puncak Lenin, pegunungan Pamir, Tajikistan/Kyrgyzstan, 23,405 ft / 7,134 m.
  58. Pyramid, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,400 ft / 7,132 m.
  59. Api, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,399 ft / 7,132 m.
  60. Pauhunri, pegunungan Himalaya, India/Cina, 23,385 ft / 7,128 m.
  61. Trisul, pegunungan Himalaya, India, 23,360 ft / 7,120 m.
  62. Puncak Korzhenevski, pegunungan Pamir, Tajikistan, 23,310 ft / 7,105 m.
  63. Kangto, pegunungan Himalaya, Tibet, 23,260 ft / 7,090 m.
  64. Nyainqentanglha, Nyainqentanglha Shan, Cina, 23,255 ft / 7,088 m.
  65. Trisuli, pegunungan Himalaya, India, 23,210 ft / 7,074 m.
  66. Dunagiri, pegunungan Himalaya, India, 23,184 ft / 7,066 m.
  67. Puncak Revolution, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,880 ft / 6,974 m.
  68. Aconcagua, pegunungan Andes, Argentina, 22,834 ft / 6,960 m.
  69. Ojos del Salado, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,664 ft / 6,908 m.
  70. Bonete, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,546 ft / 6,872 m.
  71. Ama Dablam, pegunungan Himalaya, Nepal, 22,494 ft / 6,856 m.
  72. Tupungato, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,310 ft / 6,800 m.
  73. Puncak Moscow, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,260 ft / 6,785 m.
  74. Pissis, pegunungan Andes, Argentina, 22,241 ft / 6,779 m.
  75. Mercedario, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,211 ft / 6,770 m.
  76. Huascarán, pegunungan Andes, Peru, 22,205 ft / 6,768 m.
  77. Llullaillaco, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,057 ft / 6,723 m.
  78. El Libertador, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  79. Cachi, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  80. Kailas, pegunungan Himalaya, Tibet, 22,027 ft / 6,714 m.
  81. Incahuasi, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,720 ft / 6,620 m.
  82. Yerupaja, pegunungan Andes, Peru, 21,709 ft / 6,617 m.
  83. Kurumda, pegunungan Pamir, Tajikistan, 21,686 ft / 6,610 m.
  84. Galan, pegunungan Andes, Argentina, 21,654 ft / 6,600 m.
  85. El Muerto, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,463 ft / 6,542 m.
  86. Sajama, pegunungan Andes, Bolivia, 21,391 ft / 6,520 m.
  87. Nacimiento, pegunungan Andes, Argentina, 21,302 ft / 6,493 m.
  88. Illampu, pegunungan Andes, Bolivia, 21,276 ft / 6,485 m.
  89. Illimani, pegunungan Andes, Bolivia, 21,201 ft / 6,462 m.
  90. Coropuna, pegunungan Andes, Peru, 21,083 ft / 6,426 m.
  91. Laudo, pegunungan Andes, Argentina, 20,997 ft / 6,400 m.
  92. Ancohuma, pegunungan Andes, Bolivia, 20,958 ft / 6,388 m.
  93. Cuzco, pegunungan Andes, Peru, 20,945 ft / 6,384 m.
  94. Ausangate (Toro), pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,932 ft / 6,380 m.
  95. Tres Cruces, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,853 ft / 6,356 m.
  96. Huandoy, pegunungan Andes, Peru, 20,852 ft / 6,356 m.
  97. Parinacota, pegunungan Andes, Bolivia/Chili, 20,768 ft / 6,330 m.
  98. Tortolas, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,745 ft / 6,323 m.
  99. Chimborazo, pegunungan Andes, Ecuador, 20,702 ft / 6,310 m.
  100. Ampato, pegunungan Andes, Peru, 20,702 ft 6,310 m.
  101. El Condor, pegunungan Andes, Argentina, 20,669 ft / 6,300 m.
  102. Salcantay, pegunungan Andes, Peru, 20,574 ft / 6,271 m.
  103. Huancarhuas, pegunungan Andes, Peru, 20,531 ft / 6,258 m.
  104. Famatina, pegunungan Andes, Argentina, 20,505 ft / 6,250 m.
  105. Pumasillo, pegunungan Andes, Peru, 20,492 ft / 6,246 m.
  106. Solo, pegunungan Andes, Argentina, 20,492 ft / 6,246 m.
  107. Polleras, pegunungan Andes, Argentina, 20,456 ft / 6,235 m.
  108. Pular, pegunungan Andes, Chili, 20,423 ft / 6,225 m.
  109. Chañi, pegunungan Andes, Argentina, 20,341 ft / 6,200 m.
  110. McKinley (Denali), pegununganAlaska, Alaska, 20,341 ft / 6,200 m.
  111. Aucanquilcha, pegunungan Andes, Chili, 20,295 ft / 6,186 m.
  112. Juncal, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,276 ft / 6,180 m.
  113. Negro, pegunungan Andes, Argentina, 20,184 ft / 6,152 m.
  114. Quela, pegunungan Andes, Argentina, 20,128 ft / 6,135 m.
  115. Condoriri, pegunungan Andes, Bolivia, 20,095 ft / 6,125 m.
  116. Palermo, pegunungan Andes, Argentina, 20,079 ft / 6,120 m.
  117. Solimana, pegunungan Andes, Peru, 20,068 ft / 6,117 m.
  118. San Juan, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,049 ft / 6,111 m.
  119. Sierra Nevada, pegunungan Andes, Argentina, 20,023 ft / 6,103 m.
  120. Antofalla, pegunungan Andes, Argentina, 20,013 ft / 6,100 m.
  121. Marmolejo, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,013 ft / 6,100 m.

Rabu, 14 Desember 2011

Gunung Batusibela

Gunung Batusibela adalah sebuah gunung yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara, Indonesia. Tepatnya terletak di pulau Bacan, kepulauan Maluku atau di titik koordinat 0°44′3″LS,127°32′9″BT.
Gunung tidak berapi ini mempunyai ketinggian 2.111 meter dpl.

Gunung Dafonsoro

Gunung Dafonsoro dikenal juga dengan nama Gunung Dobonsolo atau Gunung Cyclops adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Gunung Dafonsoro kurang lebih berjarak sekitar 30 km dari Kota Jayapura ke arah barat. Nama gunung ini (Dobonsolo) dipakai sebagai nama salah satu kapal milik Pelni.

Selasa, 06 Desember 2011

Gunung Gamalama

Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang ada di Provinsi Maluku Utara. Selain gunung ini, masih ada Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dakona yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, dan Gunung Kiebesi di Halmahera Selatan. Gunung Gamalama sendiri terletak di Pulau Ternate dan memiliki ketinggian sekitar 1.715 m dpl (di atas permukaan laut).
Gunung Gamalama, yang juga kerap disebut sebagai puncak Ternate, merupakan sebuah stratovolkano, yakni gunung berapi yang tinggi dan mengerucut, yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Gunung yang berdiameter 11 km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda. Gunung Gamalama, juga merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang masih aktif. Seperti yang tertulis dalam www.geocities.com, sejak tahun 1538 M hingga saat ini, Gunung Gamalama telah menyemburkan laharnya lebih dari 70 kali. Enam di antaranya, menyebabkan bencana alam, yakni pada tahun 1771—1772 yang menewaskan sekitar 30 orang, sekitar 1.300 orang yang tewas akibat gelombang badai yang disebabkan letusan di tahun 1775, dan letusan di tahun 1962 memakan korban sekitar lima orang. Terakhir kali, gunung ini memuntahkan isi perutnya pada tahun 2003 namun tidak memakan korban.
Di dalam masyarakat Ternate sendiri, terdapat sebuah ritual mengelilingi Gunung Gamalama. Dalam ritual bernama Kololi Kie ini, masyarakat mengelilingi Gunung Gamalama, seraya memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate. Selain itu, Kololi Kie juga merupakan upacara penghormatan terhadap para leluhur Ternate. Kololi Kie sendiri, diadakan sekali dalam setahun, setiap bulan April.
Oleh masyarakat setempat, Gunung Gamalama dipercaya memiliki banyak nilai-nilai keramat. Tak heran jika banyak mitos yang beredar, dan semakin memperkuat kekeramatan gunung ini. Semisal, masyarakat setempat selalu menyarankan pada sebuah tim yang berencana mendaki Gunung Gamalama agar memiliki jumlah anggota yang genap. Sebelum mendaki pun, sebisa mungkin untuk berdoa, agar tidak mengalami halangan dalam perjalanan.
Meski terkesan berbahaya, namun Gunung Gamalama menyimpan pesona kecantikan yang luar biasa. Maka, tak heran jika banyak para penjelajah alam yang sangat tertarik untuk mendaki gunung ini. Hamparan kebun cengkeh dan pala, akan menemani para pendaki selama perjalanan menuju puncak. Begitu sampai di puncak gunung, para pendaki dapat melihat landscape Pulau Ternate. Tak hanya itu, beberapa pulau lainnya, seperti Pulau Tidore, Pulau Halmahera, dan Pulau Maitara, dapat terlihat dari sini.
Selain pemandangan yang mempesona, para pendaki juga akan menemui tempat-tempat unik di gunung tersebut. Di antaranya adalah mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan mata air Abdas. Konon, mata air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka, tak heran jika masyarakat Ternate begitu mengkeramatkan mata air ini. Sehingga, ada aturan tertentu untuk mengambil air dari mata air Abdas, yakni tidak boleh berebutan, dan tiap-tiap orang hanya diperbolehkan mengambil satu botol.
Selain mata air Abdas, tempat menarik lainnya adalah kuburan leluhur masyarakat Ternate, yang sudah berumur ratusan tahun. Belum diketahui, kenapa kuburan tersebut bisa ada di puncak Gunung Gamalama. Namun yang pasti, masyarakat Ternate sangat mengeramatkan kuburan tersebut. Banyak masyarakat Ternate yang mendaki Gunung Gamalama untuk berziarah di makam leluhur ini.
Gunung Gamalama terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Jika ingin melakukan pendakian, jalur pendakian dapat diakses dari beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Namun, dari ketiga desa ini, jika ingin jalur pendakian termudah dapat melalui Desa Mayo.
Kota Ternate dapat dicapai dengan menggunakan pesawat maupun kapal laut. Jika ingin menggunakan pesawat, beberapa maskapai ada yang memiliki rute Jakarta—Manado—Ternate, dan Jakarta—Makassar—Ternate. Jika ingin menggunakan kapal laut, PT. Pelni memiliki rute yang menghampiri Ternate sekali dalam seminggu. Dari pusat Kota Ternate, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke desa Moya dengan menggunakan angkutan umum. Perjalanan ini, memakan waktu sekitar 30 menit.
Untuk mendaki Gunung Gamalama pengunjung tidak dikenakan biaya apapun.
Dalam rute pendakian menuju puncak Gunung Gamalama, para pendaki akan menjupai tiga pos yang kerap digunakan sebagai tempat beristirahat. Di Desa Moya, hanya ada satu warung kecil. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendaki untuk melengkapi perbekalan secukupnya. Selain itu, apabila memerlukan penginapan sebelum atau sesudah pendakian, wisatawan dapat dengan mudah memperolehnya di pusat Kota Ternate

Pencapaian Lokasi
Pendakian pertama dimulai dari G.Gamalama, gunung ini sudah beberapa kali meletus, terakhir tgl 1 Agustus 2003 yang lalu. Untuk mencapainya kita harus menuju P.Ternate terlebih dahulu. Ada 2 pilihan untuk menuju Ternate yaitu dengan pesawat udara atau dengan kapal laut. Untuk pesawat udara biasanya trayek yang dilalui adalah makassar-ternate atau menado-ternate. Saat melakukan pendakian penulis terpaksa harus melalui jalur laut dari manado ke ternate karena bandara Sultan Baabulah tertutup abu letusan setebal 10 cm.
Untuk melakukan pendakian ke G.Gamalama (1715 m dpl), kita harus menuju desa Moya (200 m dpl). Ada cukup banyak angkutan yang menuju desa tsb dari dari terminal/pasar Gamalama, perjalanan menuju Moya memerlukan waktu 30 menit dengan tarif per orang Rp.1200. Sebenarnya ada beberapa jalur lain menuju puncak yaitu via malikurubu ,akehuda, dll, tapi berdasarkan informasi yang didapat Moya merupakan jalur termudah walaupun sedikit lama.
 
Perjalanan

Moya - POS I
Setelah melapor pada Bp.Djamaludin (Penjaga Gunung) dan mendapat izin maka pendakian pun dimulai tepat jam 06:00 WIT, medan yang dilalui masih berupa kebun cengkeh dan pala. Kondisi jalan masih cukup mudah untuk dilalui dengan kemiringan 15-45 derajat, beberapa kali melipir tebing dan menyebrang bekas sungai yang sudah kering. Setelah 1.5 jam perjalanan dan beberapa kali salah jalan (maklum jalan sendirian) akhirnya penulis sampai di hutan bambu yang menurut keterangan adalah POS I. Disini dapat ditemukan sebuah rumah dari bambu yang sering digunakan oleh warga apabila kemalaman dihutan. Dari sini kita dapat melihat ke bawah dengan jelas, tampak jelas P. Maitara dengan latar belakan G.Kiematubo.

POS I - POS II (Mata Air Abras)
Perjalanan dilanjutkan menuju POS II, kondisi medan mulai tertutup. Pada etape ini kontur jalan mulai turun-naik melipir punggungan gunung. Menurut keterangan penduduk dari Moya-Puncak ada kurang lebih 7 punggungan yg dilalui. Rute yg dilalui seolah-olah mengitari Gunung dari arah kiri. Dalam perjalanan kita akan melalui sebuah aliran sungai yang sudah kering. Perjalanan menuju POS II memakan waktu kurang lebih 1 jam.

POS II – POS III (Puncak Palsu)
Di POS II ini jalan bercabang menjadi 3, yang pertama menanjak ke kanan menuju puncak, yang kedua menurun ke kiri menuju desa Malikurubu, sementara yang lurus menuju mata air abras. Mata air ini oleh penduduk setempat diibaratkan sebagai air zam-zam, karena bagi mereka mendaki G.Gamalama sama dengan naik haji (ini mirip dengan G.Bawakaraeng di Sulsel). Di tempat ini pulalah artis Dorce Gamalama pernah bermalam pada saat melakukan pendakian. Informasi yang didapat beliau mendaki ditemani kurang lebih 150 warga desa. Kira-kira 10 menit dari POS II ini kita akan melalui `terowongan alam' berupa hutan bambu dengan ketinggian 1.5 m. Yang menyulitkan adalah bambu-bambu tsb tidak tumbuh ke atas melainkan melintang menutupi jalan. Kondisi terowongan tsb saat ini tidak terlalu sulit dilalui karena sering dilakukan pembersihan jalur oleh para pendaki dan warga setempat. Dahulu untuk melewati terowongan sepanjang 1 km tsb para pendaki harus berjalan jongkok, bahkan di beberapa tempat harus tiarap. Ditengah perjalanan kita akan sampai di suatu tempat yang agak terbuka dari sini Puncak G.Gamalama terlihat dengan jelas dihadapan kita. Di tempat ini penulis bertemu dengan seorang warga desa yang sedang melakukan `prosesi ritual', menurut beliau bagi orang yang `bisa melihat' tempat ini merupakan pintu gerbang ke `alam lain'. Selanjutnya kondisi medan mulai berubah menjadi batuan bekas muntahan lahar. Kita harus terus mengikuti alur batu-batuan menuju puncak (palsu) di sebelah kiri. Lama perjalan dari POS II kurang lebih 1 jam.

POS III – Puncak
Di Puncak Palsu ini kita akan menemui 7 buah kuburan yang sering di ziarahi oleh warga setempat. Tidak didapat informasi yang jelas tentang siapa yang dikuburkan di sini. Dari sini pemandangan ke arah Timur sangat indah, tidak berapa jauh tampak Puncak Kiematubo yang ditutupi awan. Perjalanan di lanjutkan menuju Puncak, dari tempat ini kita harus turun dulu kearah lembah baru kemudian naik kembali dari dari sisi sebelah kiri. Kondisi medan berupa batuan lahar yang masih panas dan labil, asap yang keluar
terus-menerus dari batu-batu tsb membuat kita harus berhati-hati. Perjalanan menuju puncak kurang lebih 1 jam. Kondisi Puncak yang selalu ditutupi uap belerang dari kawah ditambah angin yang sangat keras memaksa kita untuk tidak berlama-lama. Di Puncak sebelah kanan dapat kita temui batu sebesar Pos Satpam yang sering dijadikan tempat untuk berfoto. 

Untuk turun kembali ke desa Moya hanya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Selama pendakian hanya dijumpai 1 mata air. Tidak terlihat adanya tanda-tanda binatang buas. Makanan maupun minuman sebaiknya disiapkan dari kota Ternate, hanya ada 1 warung kecil di desa Moya yang tidak begitu lengkap.

Lain – lain
Ada beberapa tempat menarik yang bisa dilihat di P. Ternate antara lain :
  • Benteng Kalumata : Benteng pertahanan yg terletak di pinggir pantai.
  • Cengkeh Afo : Pohon cengkeh berusia 600 th yg merupakan cengkeh tertua didunia (sayang sekali saat ini pohon tsb sudah mati).
  • Sulamadaha : Tempat yg bagus untuk snorkling.
  • Tolire Lamo : Danau Besar yg menurut legenda masyarakat setempat adalah desa yang tenggelam.
  • Batu angus : Batuan hitam di dekat pantai yang merupakan sisa letusan G.gamalama th 1968.
  • Keraton Sultan Ternate : Di dalamnya ada mahkota kerajaan yg ditumbuhi rambut yang setiap hari bertambah panjang (sayang tidak boleh dilihat umum, menurut informasi baru boleh dilihat pada saat upacara pemotongan yaitu 1 th sekali).

 

Jumat, 02 Desember 2011

Gunung Tangkupan Perahu

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
 

Legenda rakyat setempat

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.

Rabu, 23 November 2011

Gunung Papandayan



Papandayan berada di kabupaten Garut tepatnya pada posisi geografi 7.32º Lintang Selatan dan 107.73º Bujur Timur. Gunung bertipe Stratovolcano ini saat sebelum meletus pada tahun 2002 mempunyai empat buah kompleks kawah besar tapi saetelah meletus kawah ini menjadi sebuah areal kawah yang cukup besar, dan kawah ini terlihat jelas dari kejauhan. Kompleks kawah gunung Papandayan ini bisa didatangi oleh masyarakat umum yang bukan pendaki gunung sekalipun, ini dimungkinkan karena adanya jalan aspal mulus yang membentang dari bawah hingga kedekat kawah gunung ini. Pengunjung bisa memarkir kendaraannya di pelataran parkir yang cukup luas dan berjalan kaki sekitar 5 menit dari parkiran dan setelah itu akan memasuki kawasan kawah gunung ini yang dikenal dengan sebutan Kawah Mas. Di kawasan parkir banyak terdapat warung-warung yang menjual makanan dan selain di kawasan ini didekat alun-alun Pondok Salada juga ada sebuah warung.


Mekipun untuk mencapai kawasan kawah gunung ini bisa didatangin dengan kendaraan, bagi para pendaki gunung tantangan di gunung ini masih ada, yaitu jalur trekking dari alun-alun Pondok Salada hingga kepuncak gunung ini dan kemudian turun melipiri punggungan puncak gunung ini dan jalan setapak dari jalur ini berakhir di belakang daerah parkiran kendaraan. Jalur trekking ini memakan waktu kurang lebih 6 jam.
AKSES TRANSPORTASI

ImageGunung Papandayan berada tidak jauh dari kota garut, berdiri berhadapan dengan gunung Cikurai. Jika dari memakai kendaraan umum dari Jakarta bisa menggunakan bus tujuan kota Garut dan kemudian dari kota garut disambung dengan kendaraan angkot trayek Garut – Cijulang dengan ongkos Rp.3.000,- dan turun di pertigaan Cisurupan, dari pertigaan Cisurupan ini dilanjutkan naik Ojek hingga sampai di pelataran parkir gunung Papandayan dengan ongkos sewa Rp.10.000,- Jika lebih dari 3 orang sebaiknya anda mencarter angkot dari Garut atau dari pertinggaan Cisurupan ini karena jauh lebih murah.

Bagi yang membawa kendaraan pribadi, dari Kota garut belokan kendaraan anda menuju arah Cijulang dan dipertigaan Cisurupan ambil jalan yang lurus jangan berbelok ke kiri, sebagai patokan di pertigaan Cisurupan ini ada Plang selamat datang di Gunung Papandayan.
JALUR TREKKING KE PUNCAK

Parkiran – Alun-alun Pondok Salada
Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang.


Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur
Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancuran banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya seengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati.
 
Tegal Alur – Puncak
Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tiak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasukui hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalansetapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Jika anda membawa altimeter atau GPS makan akan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya.

Puncak – Parkiran


Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kea rah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok hinga ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih.
PERIJINAN

Tidak susah hanya saat memasuki kawasan anda dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika anda membawa kendaraan dan menginap anda bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya.
TEMPAT-TEMPAT MENARIK

Dikawasan gunung Papandayan ini ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu:

Kawasan Kawah

Kawasan kawah ini cukup menarik di telusuri namun anda harus hati-hati, dibeberapa temat ada Lumpur belerang yang sangat baik untuk penyakit kulit.

Alun-alun Pondok Salada

Di alun-alun ini dulunya sebelum letusan tahun 2002 banyak terdapat bunga abadi edelweiss tapi setelah letusan bunga tersebut hingga saat ini belum tumbuh lagi, namun Susana dikawasan ini dan bentangan alamnya sangat menarik untuk dinikmati.

Alun-alun Tegal Alur

Tegal Alur sebuh alun-alun yang cukup besar dari sini kita bisa mengedarkan pandangan kearah kawah dan puncak terlihat jelas juga dari sini.

Senin, 21 November 2011

Gunung Kawi

 Gunung Kawi, tempat mencari kekayaan!
Seperti dataran tinggi lainnya, Gunung Kawi menawarkan keindahan pegunungan asri dengan udara yang menyegarkan. Lebih dari itu, Gunung Kawi ternyata memiliki magnet lain yang sangat kuat sebagai daya tarik. Karena bagi sebagian orang, Gunung Kawi adalah salah satu tujuan wisata religius sekaligus simbol kemakmuran. Pesarehan Gunung Kawi merupakan daerah wisata yang unik, karena bertahun-tahun memendam mitos bahwa daerah ini merupakan tempat untuk mencari ‘pesugihan’ atau kekayaan, terutama bagi orang-orang keturunan Tionghoa. Siapapun yang datang kesini dan mendapatkan berkah maka usahanya akan maju dengan pesat dan meraih keuntungan yang berlipat-lipat. Yang paling menarik adalah hampir tiap tahun pesarehan ini penuh sesak dengan peziarah. Dan kebanyakkan mereka adalah orang-orang yang pernah datang kesini sebelumnya, mereka kembali karena telah mendapatkan ’pesugihan’ itu dan supaya tetap langgeng mereka harus datang lagi sesering mungkin. Konon banyak juga pengusaha etnis China ternama dari Jakarta yang sering datang ke tempat ini.
Kawasan Gunung Kawi, terletak di ketinggian 500 sampai dengan 3000 meter di atas permukaan laut. Persisnya berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. Dulu daerah ini disebut Ngajum. Namanya berubah menjadi Wonosari karena di tempat ini terdapat obyek wisata spiritual, berupa makam Eyang Raden Mas Kyai Zakaria alias Mbah Jugo, dan Raden Mas Imam Sujono, alias Mbah Sujo. Wono berarti hutan, sedangkan Sari berarti inti. Namun bagi warga setempat, Wono Sari dimaksudkan sebagai pusat rezeki yang dapat menghasilkan uang secara cepat.

Kecamatan Wonosari memiliki luas hampir 67 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 43 ribu jiwa. Tempat ini berkembang menjadi daerah tujuan wisata ziarah sejak tahun 1980-an. Meskipun terletak terpencil di sebuah desa di atas bukit tapi anda akan menemukan keramaian yang luar biasa layaknya sebuah perkampungan di kota. Di sini ada banyak tempat hiburan malam, penginapan, restoran dan warung-warung kaki lima yang berjejalan di sepanjang kanan kiri jalan menuju komplek pesarehan. Padahal menuju daerah ini, sepanjang perjalanan anda masih tetap disuguhi pemandangan pedesaan dan pegunungan yang sepi. Daerah sekitar pesarehan ini merupakan daerah pertanian yang subur, penghasil ketela Gunung Kawi yang terkenal itu, sejenis ketela rambat kecil-kecil yang manis sekali rasanya. Ketela ini banyak dijual di area pesarehan sebagai oleh-oleh khas Gunung Kawi.

Di Gunung Kawi terdapat makam dua tokoh kejawen: RM Imam Soedjono [wafat 8 Februari 1876] dan Kanjeng Zakaria II alias Mbah Djoego (wafat 22 Januari 1871). Keterangan tertulis di prasasti depan makam menyebutkan, Mbah Djoego ini buyut dari Susuhanan Pakubuwono I (yang memerintah Kraton Kertosuro 1705-1717). Adapun RM Imam Soedjono buyut dari Sultan Hamengku Buwono I (memerintah Kraton Jogjakarta pada 1755-1892).

Berkunjung ke kawasan Gunung Kawi, suasana magisnya sangat terasa. Bau asap dupa tercium di mana-mana. Pada tahun 1200 masehi, lokasi ini pernah menjadi tempat pertapaan Prabu Kameswara, pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu, saat tengah menghadapi kemelut politik kerajaan. Konon, setelah bertapa di tempat ini, sang prabu berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya. Kini petilasan ini menjadi tempat pemujaan. Di kawasan ini juga terdapat beberapa tempat pemujaan lain, seperti pohon beringin tua yang berakar lima. Makam Eyang Jayadi dan Raden Ayu Tunggul Wati, keturunan Raja Kediri bertarikh 1221 masehi. Disamping itu terdapat makam juru kunci pertama Eyang Ssubroto, Eyang Djoyo, dan Eyang Hamit, yang juga tak luput dari mitos pesugihan.

Biasanya masyarakat melakukan pemujaan di keraton ini pada hari Kamis Legi, Jumat Kliwon dan malam Satu Suro. Pemujaan dilakukan dengan meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan. Ini merupakan areal makam Eyang Jugo dan Eyang Sujo, terletak di ketinggian 700 meter Gunung Kawi. Tempat ini dikenal sebagai pasarean Gunung Kawi. Para peziarah datang ke makam ini, terutama saat tanggal 12 bulan Suro, hari Minggu Legi serta Jumat Legi. Tanggal 12 Suro selain Tahun Baru Islam, juga merupakan hari wafatnya Eyang Sujo. sedangkan hari Minggu Legi, diperingati sebagai hari wafatnya Eyang Jugo, dan Kamis Legi sebagai hari pemakamannya. Untuk memasuki pasarean ini, harus melewati tiga gapura, dan anak tangga sejauh 750 meter. Di setiap gapura terdapat relief perjuangan Eyang Jugo dan Sujo. Eyang Jugo, memiliki gelar Kyai Zakaria, sementara Eyang Sujo memiliki gelar Raden Mas Imam Sujono. Kedua tokoh ini, merupakan keturunan keraton Mataram, yang merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro, saat berjuang melawan penjajahan Belanda.
Tahun 1830 saat Pangeran Diponegoro ditawan dan diasingkan Belanda, para pengikutnya, termasuk Eyang Jugo, dan Eyang Sujo, melarikan diri ke tempat ini. Sejak itulah mereka berdua tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata, tetapi mengubah perjuangan melalui pendidikan. Selain menyebarkan agama Islam, mereka juga memberikan penyuluhan di bidang pertanian, dan kesehatan. Beginilah suasana tempat keramat ini saat malam Jumat Legi. Sejak Kamis sore para peziarah telah mulai berdatangan. Mereka berasal dari berbagai tempat. Bahkan ada yang datang dari luar Pulau Jawa. Tujuan mereka satu, untuk mencari berkah di Gunung Kawi.

Tidak ada persyaratan khusus untuk berziarah ke tempat ini, hanya membawa bunga sesaji, dan menyisipkan uang secara sukarela. Namun para pezirah yakin, semakin banyak mengeluarkan uang atau sesaji, semakin banyak berkah yang akan didapat. Untuk masuk ke makam keramat, para peziarah bersikap seperti hendak menghadap raja. mereka berjalan dengan lutut. Menurut RM Nanang Yuwono Hadiprojo, keturunan ke-5 RM Imam Sujono. Image bahwa tempat ini sebagai tempat pesugihan adalah tidak beralasan. Tempat pesugihan itu memiliki beberapa kriteria, antara lain, tempatnya menyeramkan, jauh dari pemukiman masyarakat, dan tidak ada tempat ibadah. Sementara di tempat ini, tempatnya tidak menyeramkan, dekat dengan pemukiman masyarakat, dan banyak tempat ibadah.

Sementara di luar makam, terdapat pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Pohon itulah yang disebut pohon dewandaru, pohon kesabaran. Dari bentuknya, pohon ini mirip pohon cereme, yang diduga berasal dari negeri Cina. Eyang Jugo dan Eyang Sujo menanam pohon ini sebagai perlambang daerah ini aman. Untuk mendapat keberuntungan, para peziarah menunggu dahan, buah dan daun jatuh dari pohon. Begitu ada yang jatuh, mereka langsung berebut. Namun, untuk mendapatkannya memerlukan kesabaran. Hitungannya bukan hanya, jam, bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.Bila harapan mereka terkabul, para peziarah akan datang lagi ke tempat ini untuk melakukan syukuran. Sepeti halnya pada malam Jumat Legi ini. Salah seorang peziarah melakukan syukuran dengan menanggap wayang kulit. Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari pesugihan. Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah merasakan berkah berziarah ke Gunung Kawi.

Ada banyak hal unik yang berhubungan dengan kepercayaan yang dapat kita temukan di gunung Kawi, Salah satu diantaranya adalah sebuah pohon yang konon dipercaya bila kita kejatuhan buahnya, maka kita akan mendapat rejeki. Pada malam-malam tertentu akan banyak sekali orang yang duduk di bawah pohon ini. Selain pohon, terdapat juga makam Mbah Djoego, seorang pertapa pembantu Pangeran Diponegoro, yang juga sangat dijaga oleh penduduk setempat.

Gunung Anjasmoro

Gunung Anjasmoro merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Ketinggian gunung ini ialah 2.277 mdpl. Gunung Anjasmoro mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Minggu, 20 November 2011

ARUS: Gunung kalimutu

ARUS: Gunung kalimutu

Gunung kalimutu

Gunung Kalimutu

Danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Danau tiga warna terletak di Gunung Kelimutu, Flores,NTT. Kabupaten Ende yang berbukit-bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia.
Sebuah penghargaan yang membanggakan.Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.Gunung Kelimutu adalah Gunung yang memiliki tinggi 1.640 meter di atas permukaan laut (dapl), memiliki tiga buah kepundan di puncaknya yang disebut Danau Kelimutu.
Ketiga danau Kelimutu ini memiliki warna air yang berbeda-beda dan berubah tiap saat. Dari warna merah menjadi hijau tua kemudian merah hati. Kadang menjadi warna cokelat kehitaman dan biru.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Gunung Kelimutu meletus terakhir pada 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau yang airnya berwarna merah (tiwu ata polo), biru (tiwu ko’o fai nuwa muri), dan putih (tiwu ata bupu). Ketiga warna ini mulai berubah sejak 1969 saat meletusnya Gunung Iya di Ende, dan perubahan warna itu pernah serupa.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Danau Kelimutu sebagai tempat bersemayam arwah leluhurnya.Danau dengan air warna MERAH (Tiwu Ata Polo) merupakan tempat berkumpulnya para arwah dari berbagai belahan bumi, arwah orang jahat, danau BIRU (Tiwu Nua Muri Koo Fai ) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para pemuda-mudi, dan danau PUTIH (Tiwu Ata Mbupu) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah orang tua.
"Para arwah akan bermukim di ketiga danau itu sesuai status sosialnya," pengakuan salah seorang staf Dinas Pariwisata Kab.Ende yakni Djafar Sidiq yang tahu persis tentang Kelimutu.
Dalam perjalanan menuju Kelimutu, pengunjung bisa menikmati pemandangan flora dan fauna yang jarang dijumpai di tempat lain seperti cemara gunung, kayu merah, edelweis, landak, babi hutan, tikus besar, dan burung gerugiwa.
Pemandangan menakjubkan juga dapat Anda lihat seperti kegiatan solfatara yang terus mengepulkan uap dan dinding kawah yang berwarna kuning. Bila melemparkan pandangan ke bagian timur saat mencapai puncak danau berwarna merah, sebuah bukit terlihat menjulang berbentuk bundar. Itulah Buu Ria, lokasi paling tinggi di Gunung Kelimutu.
Menurut Djafar Sidiq, waktu kunjungan terbaik ke Danau Kelimutu adalah pada bulan Juli sampai September karena pada bulan-bulan itu, puncak kawah cerah pada pagi hari.

Jenis Hutan

Minggu, 20 Maret 2011

MOUNT ATLAS

Pegunungan Atlas (Berber: idurar n Watlas, Arab: جبال الأطلس) adalah pegunungan di bentangan utara Afrika memperluas sekitar 2.500 km (1.500 mil) melalui Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Puncak tertinggi adalah gunung Toubkal, dengan ketinggian 4.167 meter (13.671 kaki) di Maroko barat daya. Atlas Kisaran memisahkan garis pantai Mediterania dan Atlantik dari Gurun Sahara. Populasi Pegunungan Atlas terutama Berber. Istilah untuk 'gunung' dalam beberapa bahasa Berber adalah Adrar dan adras, diyakini serumpun dengan toponim tersebut.
Gunung-gunung telah menjadi rumah bagi beberapa spesies tanaman dan hewan yang unik di Afrika, seringkali lebih seperti yang di Eropa, banyak dari mereka yang terancam punah dan beberapa sudah punah. Contoh termasuk Monyet Barbary, Atlas Bear (satunya spesies Afrika beruang, sekarang punah), Leopard Barbary, rusa Barbary, Barbary Domba, Singa Barbary (punah di alam liar), Atlas Gunung Badger, Afrika Utara Gajah (punah), yang Aurochs Afrika (punah), Cuvier Gazelle, Northern Bald Ibis, Dippers, yang viper gunung Atlas, Atlas Cedar, Eropa Black Pine, dan Oak Aljazair.

    
1 Geologi
        
1.1 Sumber daya alam
    
2 Subranges dari Pegunungan Atlas
        
2.1 Atlas Tengah kisaran
        
2.2 Tinggi Atlas
        
2.3 Anti-Atlas rentang
        
2.4 Atlas Sahara kisaran
        
Beritahu kisaran 2,5 Atlas
        
2.6 Aures pegunungan
    
3 Lihat juga
    
4 Referensi dan catatan
GeologiPeta yang menunjukkan lokasi Pegunungan Atlas di Afrika Utara
Batuan basement dari sebagian besar Afrika dibentuk pada Prakambrium (sekitar 4,5 miliar tahun lalu) dan jauh lebih tua dari pegunungan Atlas berbaring di Afrika. Atlas ini terbentuk selama tiga fase berikutnya sejarah bumi.
Tahap deformasi tektonik pertama hanya melibatkan Anti-Atlas, yang dibentuk di Era Paleozoikum (~ 300 juta tahun yang lalu) sebagai akibat dari tabrakan benua. Amerika Utara, Eropa dan Afrika terhubung jutaan tahun yang lalu.Batas tektonik.
Gunung-gunung Anti-Atlas diyakini awalnya dibentuk sebagai bagian dari orogeny Alleghenian. Gunung-gunung ini terbentuk saat Afrika dan Amerika bertabrakan, dan sekali rantai menyaingi Himalaya saat ini. Hari ini, sisa-sisa rantai ini bisa dilihat di baris Kejatuhan di Amerika Serikat bagian timur. Beberapa sisa-sisa juga bisa ditemukan di kemudian membentuk Appalachian di Amerika Utara.
Fase kedua berlangsung selama Era Mesozoic (sebelum ~ 65 Saya) dan terdiri dari perpanjangan luas kerak bumi yang dibelah dan dipisahkan benua yang disebutkan di atas. Ekstensi ini bertanggung jawab untuk pembentukan banyak cekungan sedimen tebal intracontinental termasuk Atlas ini. Sebagian besar batuan membentuk permukaan Atlas Tinggi hadir disimpan di bawah laut pada waktu itu.
Akhirnya, pada Periode Tersier (~ 65 juta untuk ~ 1,8 juta tahun yang lalu), rantai pegunungan yang saat ini terdiri Atlas itu terangkat sebagai daratan Eropa dan Afrika bertabrakan di ujung selatan semenanjung Iberia. Seperti batas tektonik konvergen terjadi di mana dua piring slide terhadap satu sama lain membentuk sebuah zona subduksi (jika bergerak pelat bawah yang lain) dan / atau tabrakan benua (ketika dua lempeng mengandung kerak benua). Dalam kasus tabrakan Afrika-Eropa, jelas bahwa konvergensi tektonik sebagian bertanggung jawab untuk pembentukan Atlas Tinggi, serta untuk penutupan Selat Gibraltar dan pembentukan pegunungan Alpen dan Pyrenees. Namun, ada kurangnya bukti sifat subduksi di wilayah Atlas, atau untuk penebalan kerak bumi umumnya terkait dengan tabrakan benua. Bahkan, salah satu fitur yang paling mencolok dari Atlas untuk ahli geologi adalah jumlah relatif kecil penebalan kerak dan memperpendek tektonik meskipun ketinggian penting dari pegunungan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa proses yang mendalam berakar pada mantel bumi mungkin telah memberi kontribusi pada mengangkat Tinggi dan Tengah Atlas 

Sumber daya alam
Atlas kaya akan sumber daya alam. Ada deposito bijih besi, bijih timah, tembaga, perak, merkuri, garam batu, fosfat, marmer, batu bara antrasit, dan gas antara sumber daya lainnya.Subranges dari Pegunungan AtlasHigh Atlas.
Rentang ini dapat dibagi menjadi tiga wilayah umum dari barat ke timur:

    
Atlas Tengah, Atlas Tinggi, dan Anti-Atlas/Jbel Saghru Atlas (Maroko).
    
Sahara Atlas (Aljazair).
    
Beritahu Atlas (Aljazair, Tunisia).
    
Aures Pegunungan (Aljazair, Tunisia).
Atlas Tengah kisaranArtikel utama: Middle Atlas
Atlas Tengah adalah bagian dari pegunungan Atlas berbaring sepenuhnya di Maroko. Atlas Tengah adalah paling barat dari tiga Pegunungan Atlas rantai yang mendefinisikan baskom, besar plateaued membentang ke arah timur ke Aljazair. Selatan Atlas Tengah dan dipisahkan oleh Moulouya dan Er-berbasis risiko / RBIA Oum sungai, Atlas Tinggi peregangan untuk 700 kilometer (430 mil) dengan suksesi puncak di antara yang sepuluh mencapai di atas 4.000 meter (13.000 kaki). Utara Atlas Tengah dan dipisahkan oleh Sungai Sebou, pegunungan Rif merupakan perpanjangan dari Cordillera Baetic (Baetic gunung, yang meliputi Sierra Nevada) di selatan Spanyol.

 
Tinggi AtlasArtikel utama: Tinggi Atlas
Atlas Tinggi meningkat Maroko pusat di sebelah barat di pantai Atlantik dan membentang ke arah timur ke perbatasan Maroko-Aljazair. Pada Atlantik dan di barat daya rentang turun tiba-tiba dan membuat transisi mengesankan ke pantai dan kisaran Anti-Atlas. Ke arah utara, ke arah Marrakech, rentang turun kurang tiba-tiba.
Pada ketinggian Ouarzazate massif yang dipotong melalui oleh lembah Draa yang membuka ke arah selatan. Dalam kekacauan batuan kontras sangat mencengangkan: air berjalan di beberapa tempat, membentuk cekungan jelas. Hal ini terutama dihuni oleh orang-orang Berber, yang tinggal di desa-desa kecil dan membudidayakan dataran tinggi Ourika Valley.Gambar panorama danau buatan Lalla Takerkoust dekat Barrage Cavagnac, dengan bendungan air (paling kanan)
Dekat Barrage Cavagnac, ada sebuah bendungan air yang telah menciptakan danau buatan Lalla Takerkoust. Danau juga berfungsi sebagai sumber ikan bagi para nelayan setempat.
Desa-desa dan kota terbesar dari wilayah yang Tahanaoute, Amizmiz, Asni, Tin Mal, Ijoukak, dan Oukaïmden.
Anti-Atlas membentang dari Samudera Atlantik di barat daya Maroko ke arah timur laut ke ketinggian Ouarzazate dan lebih ke timur ke kota Tafilalt (sama sekali jarak sekitar 500 kilometer / 310 mil). Di selatan berbatasan dengan Sahara. Titik timur dari anti-Atlas adalah Djebel Sarhro pegunungan dan batas timur adalah ditetapkan oleh bagian dari kisaran Atlas Tinggi.
Atlas Sahara Aljazair adalah bagian timur pegunungan Atlas. Tidak setinggi Atlas Grand mereka jauh lebih mengesankan daripada kisaran Beritahu Atlas yang berjalan ke utara mereka dan lebih dekat ke pantai. Puncak tertinggi di rentang adalah 2.236 m (7336 ft) tinggi Djebel Aissa. Mereka menandai ujung utara dari Gurun Sahara. Gunung-gunung melihat beberapa curah hujan dan lebih cocok untuk pertanian dari wilayah dataran tinggi ke utara. Saat ini sebagian besar penduduk wilayah tersebut Berber.
Atlas Beritahu merupakan rantai pegunungan lebih dari 1.500 kilometer (930 mil) panjangnya, milik pegunungan Atlas dan membentang dari Maroko, melalui Aljazair ke Tunisia. Ini sejajar dengan pantai Mediterania. Bersama dengan Atlas Sahara ke selatan membentuk bagian paling utara dari dua berkisar kurang lebih paralel yang secara bertahap pendekatan satu sama lain ke arah timur, penggabungan di Timur Aljazair. Di ujung barat di kisaran Atlas di Maroko Tengah. Daerah segera ke selatan kisaran ini adalah dataran tinggi, dengan danau di musim hujan dan dataran garam di kering.

MOUNT AHAGGAR

Pegunungan Ahaggar, juga dikenal sebagai Hoggar, merupakan daerah dataran tinggi di Sahara pusat, atau Aljazair selatan, di sepanjang Tropic of Cancer. Mereka terletak sekitar 1.500 km (900 mil) selatan ibukota, Aljir dan barat dari Tamanghasset. Daerah ini sebagian besar padang pasir berbatu dengan ketinggian rata-rata lebih dari 900 meter (2.953 kaki) di atas permukaan laut. Puncak tertinggi adalah pada 3.003 meter (Gunung Tahat). Assekrem adalah titik terkenal dan sering dikunjungi di mana le Père de Foucauld tinggal pada musim panas 1905. Kota utama dekat Ahaggar adalah Tamanghasset, dibangun di sebuah lembah padang pasir atau wadi.

1 Lingkungan
1.1 Berburu Anjing Painted
1.2 Lainnya Karnivora
2 Budaya signifikansi
3 Lihat juga
4 Galeri
5 Referensi
6 Bacaan lebih lanjut
7 Pranala luar

Rentang Ahaggar Gunung ini terutama batu vulkanik dan berisi iklim musim panas, dengan iklim musim dingin (suhu turun di bawah 0 ° C di musim dingin). Gunung-gunung masih muda - sekitar 2 juta tahun. Curah hujan sangat jarang dan sporadis. Namun, karena iklim kurang ekstrim dibandingkan dengan daerah lain sebagian besar Sahara, Pegunungan Ahaggar adalah lokasi utama bagi spesies randa keanekaragaman hayati dan tuan rumah. Pegunungan Ahaggar menyusun Sahara Barat xeric hutan pegunungan ekoregion. Hal ini juga salah satu taman nasional negara.

Sedikit ke barat rentang Ahaggar, populasi dari Berburu Painted langka Anjing (Lycaon pictus) tetap layak abad ke-20, namun sekarang dianggap punah di seluruh wilayah ini.

Beberapa penduduk asli masih laporan serangan oleh gigi taring tak dikenal, mungkin Lycaon. perangkap Kamera harus mengkonfirmasikan apakah atau tidak ini yang paling sulit dipahami gigi taring Afrika terus ada di atau dekat pegunungan. Sekelompok peneliti lapangan termasuk Koen de Smet dan Farid Belbachir telah mengumpulkan informasi tentang melaporkan penampakan Lycaon di Ahaggar dan Tassili. Ronde berikutnya dari perangkap kamera direncanakan untuk musim panas 2010, ketika analisis genetik scats karnivora dipulihkan juga akan dilakukan.


IUCN / SSC Canid Specialist Group daftar Painted Berburu Anjing karena kemungkinan besar punah di daerah ini, tetapi juga melaporkan bahwa distribusi tepat dari semua populasi tidak diketahui dan menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk survei lapangan, diperlukan. Hal ini berlaku untuk beberapa daerah di benua Afrika, termasuk lingkungan Pegunungan Ahaggar Aljazair.

Karnivora Lain

Dalam hujan deras koleksi ada catatan mengenai keberadaan sukar dipahami dan sangat terancam Sahara cheetah, macan tutul yang tidak teridentifikasi, gennets, mongooses (spesies tidak teresolve), kucing liar, dan beberapa bentuk samar dan belum diakui (termasuk 14 sampel DNA canid tak tertandingi non-african, diambil dari tinja analisis). Tidak ada scats ditemukan sebagai serigala emas, pasir kucing, fennecs atau rubah Ruppell's.

Budaya signifikansi

penyelesaian prasejarah terbukti dari lukisan batu yang masih ada berasal 6000 SM massif Ahaggar adalah tanah dari Ahaggar Tuareg atau Kel.. Makam Tin Hinan, dewa diyakini nenek moyang dari Tuareg terletak di Abalessa, sebuah oase di dekat Tamanghasset. Menurut legenda, asal-usul Tim Lam berasal dari daerah Tafilalt di Maroko Pegunungan Atlas.

Kamis, 17 Maret 2011

MOUNT KOSCIUSZKO

Gunung Kosciuszko adalah gunung yang terletak di Snowy Mountains di Kosciuszko National Park. Dengan ketinggian 2.228 meter (7.310 kaki) di atas permukaan laut, adalah gunung tertinggi di Australia (tidak termasuk wilayah eksternal). Ia dinamai oleh penjelajah Count Polandia Paulus Edmund Strzelecki pada tahun 1840, untuk menghormati Polandia pahlawan nasional dan pahlawan Perang Revolusi Amerika Jenderal Tadeusz Kosciuszko, karena kemiripannya yang dirasakan ke Mound Kosciuszko di Krakow.

Nama gunung sebelumnya dieja "Gunung Kosciusko", sebuah Anglicisation, namun ejaan "Gunung Kosciuszko" secara resmi diadopsi pada tahun 1997 oleh Dewan Nama Geografis New South Wales. Pengucapan bahasa Inggris tradisional Kosciuszko adalah / kɒzi ː ɒskoʊ /, namun pengucapan / sekarang kadang-kadang digunakan, yang secara substansial lebih dekat ke pengucapan Polandia (mendengarkan).

Berbagai pengukuran puncak awalnya bernama Kosciuszko menunjukkan itu menjadi sedikit lebih rendah dari tetangganya, Gunung Townsend. Nama-nama gunung-gunung swap oleh New South Wales Departemen Lands, sehingga Gunung Kosciuszko tetap nama puncak tertinggi Australia, dan Gunung Townsend peringkat sebagai kedua. Gambaran 1863 oleh Eugene von Guerard tergantung di Nasional Gallery of Australia berjudul "Northeast melihat dari puncak utara Gunung Kosciusko" sebenarnya dari Gunung Townsend.

Mount Kosciuszko is Australia's highest mountain. Like many of Australia's highest peaks, Mount Kosciuszko is not particularly difficult to climb. There is a road to Charlotte Pass, from which it's an 8-kilometre (5 mi) walk up a path to the summit. Anybody with a modest level of fitness should be able to walk it. Until 1976 it was possible to drive to Rawson Pass close to the summit. The walking track to Mount Kosciuszko from Charlotte Pass is in fact that road, which was closed to public motor vehicle access due to environmental concerns. This track is also used by cyclists as far as Rawson Pass, where they must leave their bicycles and continue onto the summit on foot.
The peak may also be approached from Thredbo, which is a shorter 6.5 kilometres (4 mi), and should take about 1 hour 45 minutes to reach the summit. It's not a difficult walk and is supported by a chairlift all-year round. From the top of the chairlift there is a raised mesh walkway to the summit to protect the native vegetation and prevent erosion. Both tracks meet at Rawson Pass for the final climb to the Kosciuszko summit. Australia's highest public toilet was built in 2007 at Rawson Pass at an altitude of 2,100 metres (6,900 ft). As over 100,000 people are now visiting the mountain each summer, human waste management is becoming a serious issue.
The peak and the surrounding areas are snow-covered in winter and spring (usually beginning in June and continuing until October or later). The road from Charlotte Pass and the track from Thredbo are marked by snow poles and provide a guide for cross-country skiers.

Taman Nasional Kosciuszko juga lokasi menurun lereng ski yang paling dekat dengan Canberra dan Sydney, berisi Thredbo, Charlotte Pass, dan Perisher Blue resor ski. Gunung Kosciuszko mungkin telah naik oleh Pribumi Australia jauh sebelum pendakian direkam pertama oleh orang Eropa.

Setiap tahun pada bulan Desember, sebuah perlombaan lari maraton disebut Coast to Kosciuszko (alias C2K) naik ke puncak Gunung Kosciuszko setelah memulai 246 kilometer (153 mil) dari pantai. Setiap paul, yang dikreditkan sebagai orang yang memikirkan memegang seperti ras, adalah pemenang perdana pada tahun 2004.
 
Australia Tinggi gunung 

Puncak yang lebih tinggi ada di dalam wilayah dikelola atau diklaim oleh Australia, tetapi di luar benua / daratan:

     Mawson Peak (2.745 m / 9006 ft) di Pulau Heard
     Dome Argus (4030 m/13, 220 ft), Gunung McClintock (3490 m/11, 450 ft) dan Gunung Menzies (3355 m/11, 007 ft) di Wilayah Antartika Australia.

Tinggi puncak di benua geologi Australia, tetapi di luar negeri / daratan:

     Puncak Jaya (4884 m/16, 024 ft) di New Guinea. Ini adalah pulau gunung tertinggi di dunia, gunung tertinggi di Indonesia dan tertinggi di benua Australia dan Oseania.
     Puncak Trikora (4.750 m/15, 580 ft) di Provinsi Papua Indonesia.
     Gunung Wilhelm (4509 m/14, 793 ft) di Papua New Guinea. Ini adalah gunung tertinggi di negara itu.
     Gunung Victoria (4072 m/13, 360 ft) di Provinsi Tengah, Papua New Guinea.
   Gunung Giluwe (4368 m/14, 331 ft) sebuah gunung berapi di Papua New Guinea. Ini adalah puncak gunung berapi tertinggi di benua Australia.