Sabtu, 30 Oktober 2010

GUNUNG

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung.

Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung.

MOUNT EVEREST

Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha, bahasa Sansekerta untuk "Dahi Langit") dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma ("Bunda Semesta"), dilafalkan dalam bahasa Tionghoa (pinyin: Zhūmùlǎngmǎ Fēng).Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia.
 Radhanath Sikdar, juru ukur dan pakar matematika dari Bengal, merupakan orang pertama yang menyatakan Puncak Everest sebagai puncak tertinggi melalui perhitungan trigonometrik pada 1852. Perhitungan ini dilakukan menggunakan teodolit dari jarak 150 mil jauhnya di India. Sebagian rakyat India percaya bahwa puncak tersebut semestinya dinamakan menurut Sikdar, bukan Everest.

Gunung ini mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m; walaupun terdapat variasi dari segi ukuran (baik pemerintah Nepal maupun Cina belum mengesahkan ukuran ini secara resmi, ketinggian Puncak Everest masih dianggap 8.848 m oleh mereka). Gunung Everest pertama kali diukur pada tahun 1856 mempunyai ketinggian 8.839 m, tetapi dinyatakan sebagai 8.840 m (29.002 kaki). Tambahan 0,6 m (2 kaki) menunjukkan bahwa pada masa itu ketinggian yang tepat sebesar 29.000 kaki akan dianggap sebagai perkiraan yang dibulatkan. Perkiraan umum yang digunakan pada saat ini adalah 8.850 m yang diperoleh melalui bacaan Sistem Posisi Global (GPS). Gunung Himalaya masih terus bertambah tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik kawasan tersebut.

Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari paras laut. Dua gunung lain yang kadangkala juga disebut sebagai "gunung tertinggi di dunia" adalah Mauna Loa di Hawaii, yang tertinggi jika diukur dari dasarnya pada dasar tengah laut, tetapi hanya mencapai ketinggian 4.170 m atas paras laut dan Gunung Chimborazo di Ekuador, yang puncaknya 2.150 m lebih tinggi dari pusat bumi dibandingkan Gunung Everest , karena Bumi mengembung di kawasan katulistiwa. Bagaimanapun juga, Chimborazo hanya mencapai ketinggian 6.272 m di atas paras laut, sehingga bahkan bukan merupakan puncak tertinggi di Andes.

Dasar terdalam di lautan lebih dalam dibandingkan ketinggian Everest: Challenger Deep, terletak di Palung Mariana, begitu dalam hingga seandainya gunung Himalaya diletakkan di dalamnya, masih terdapat hampir 1,6 km air menutupinya

GUNUNG SEMERU

GUNUNG SEMERU

Mahameru, adalah sebutan terkenal dari puncak Gunung Semeru dengan ketinggian ± 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl), menempatkan diri sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Semeru termasuk salah satu dari gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur, terletak diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang dengan posisi geografis antara 7°51’ - 8°11’ Lintang Selatan, 112°47’ - 113°10’ Bujur Timur.
Puncak Gunung Semeru (Mahameru) dapat terlihat dengan jelas dari Kota Malang dan beberapa tempat lainnya dengan bentuk kerucut yang sempurna, tapi pada kondisi yang sebenarnya di puncak berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jonggring Saloko pada tahun 1913 dan tahun 1946 mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candipura dan Lumajang.

Gunung Semeru adalah bagian termuda dari Pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkannya berupa Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda, Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai, Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran, Pertumbuhan lambat/berangsur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.

Formasi geologi Gunung Semeru merupakan hasil gunung api kwarter muda, dengan jenis batuan terdiri dari : abu pasir/ tuf dan vulkan intermedian sampai basis dengan fisiografi vulkan serta asosiasi andosof kelabu dan regosol kelabu dengan bahan induk abu/pasir dab tuf intermedian sampai basis. Bentuk struktur geologi menghasilkan batuan yang tidak padat dan tidak kuat ikatan butirannya, mudah tererosi dimusim penghujan.

Jenis tanahnya adalah regosol, merupakan segabungan tanah dengan sedikit perkembangan profil dengan sedikit perkembangan profil dengan solum dangkal, tipis pada bahan induk kukuh. Pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang route perjalanan dari mulai Ranu Pane (2.200 m dpl) sampai Puncak Semeru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 30C–80C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 00C–120C kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan es yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya.

Dinginnya suhu disepanjang route perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menjadi udara semakin dingin. Berdasarkan topografi kawasan secara makro, pada tiupan angin membentuk pola yang tidak menentu dalam arti dominasi arah angin sulit ditentukan selalu berubah-ubah. Bentuk topografi yang dilingkari oleh tebing tinggi sekitar 200-500 meter sebenarnya memungkin dapat menahan arus kecepatan angin, tetapi karena banyak celah/lorong tebing tersebut, maka arus angin tidak tertahan bahkan melaju dengan kecepatan yang lebih cepat.

Topografi dan Iklim

Bentuk topografi yang berupa cekungan sering terjadi angin siklus. Angin yang bertiup dikawasan ini berkaitan erat dengan pola angin disekitarnya, yaitu Angin tenggara atau angin Gending, Angin timur laut dan Angin barat laut.

Kecepatan angin yang terjadi cukup kuat antara 8–30 knots, dimana saat musim angin kencang banyak dijumpai pohon tumbang. Angin ini bertiup antara bulan Desember – Pebruari, dan untuk mencegah bahaya disarankan agar wisatawan/pengunjung tidak melakukan pendakian ke gunung semeru.
Merupakan hal yang biasa bila terjadi kabut sepanjang route perjalanan pendakian pada pagi hari dan sore hari sampai malam hari. Didaerah Ranu Kumbolo dan Kalimati sebagai tempat untuk menginap/bermalam selalu ditutupi kabul yang tebal.

Keberadaan kabut yang terjadi didua tempat tersebut selain dinginnya suhu udara (proses kondensasi udara), juga angin yang bertiup didaerah tersebut sambil membawa kabut. Khusus di daerah Ranu Kumbolo dengan adanya danau yang cukup luas menjadi pendukung pembentukan kabut karena proses penguapan air danau.

Secara umum keadaan iklim di wilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B (Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm – 5.498 mm pertahun dan hari hujan 136 hari/tahun. Musim hujan jatuh sekitar bulan Nopember–April. Suhu udara di puncak Gunung Semeru pada bulan – bulan tersebut berkisar antara 2 derajat celcius – 4 derajat celcius.

Vegetasi dan Keanekaragaman Hayati

Vegetasi yang berada di wilayah Gunung Semeru dan sekitarnya yang termasuk dalam Zona Sub Alfin di dominir oleh jenis pohon Cemara Gunung (Casuarina Junghuhniana), Jumuju (Podocarpus sp), Mentigi (Vacinium varingifolium), Kemplangdingan (Albazialophanta) dan Akasia(Accasia decurrens).

Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh Alang – alang (Imperata Cylindrica), Kirinyuh (Euphatorium odoratum), Tembelekan (Lantana camara), Harendong (Melastomo malabathicum) dan Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng – lereng yang curam menuju puncak Semeru sekitar Arcopodo dijumpai jenis paku-pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichenia longisulus dan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di wilayah Semeru selatan.

Disekitar Gunung Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 meter dari permukaan laut, kondisinya merupakan batuan, pasir dan abu tanpa vegetsi sama sekali. Kehidupan fauna yang terdapat di sekitar Gunung Semeru sangat terbatas, baik jumlah maupuan jenisnya yang terdiri dari beberapa jenis burung, primata dan satwa liar lainnya, antara lain Macan Kumbang (Panthera pardus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus Javanica) dan lain – lain. Di Ranu Kumbolo terdapat Belibis (Anas superciliosa) yang masih hidup liar.
Rute Pendakian

Pada bulan-bulan libur sekolah, pendakian menuju Gunung Semeru bakal rame. Ranu Kumbolo yang menjadi favorit para pendaki dan sekaligus sebagai camp sementara untuk istirahat sebelum menuju puncak akan berubah menjadi perkampungan baru para pendaki dari berbagai penjuru. Untuk Menuju daerah awal pedakian kita bisa mengunakan dua jalur yaitu dari arah Senduro – Lumajang dan Tumpang-Malang.

Jalur Senduro–Lumajang

Jalur ini relatif sepi bagi pendakian karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor. Dari setelah tiba di Ranupani perjalanan sama dengan jalur Tumpang –Malang.

Jalur Tumpang - Malang

Pendakian dari arah Malang merupakan jalur favorit karena ketersedian akses tranportasi dan akomodasi yang mudah di dapat. Kota malang yang merupakan kota yang memiliki banyak panorama alam yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah dicapai. Kota yang dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini memungkinkan kita berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan tinggi yang terdapat di kota ini.

Dari Kota Malang perjalanan di lanjutkan menuju ke Tumpang via Terminal Arjosari dengan Angkot selama + 30 menit. Di Tumpang kita bisa langsung naik jeep dengan tarif berkisar Rp.15.000 sampai 25.000,- atau Truk yang menuju ke Ranupani. Disini kita bisa juga bermalam di tempat pemilik jeep bila kita kemalaman dan besoknya melanjutkan perjalanan. Logistik bisa di dapat di sini serta sarana telepon juga sudah banyak.

Dari Tumpang perjalanan dilanjutkan ke Ranu pani dengan melewati Gubuklakah, yang merupakan Desa penghasil apel lalu Ngadas, Tempat Suku tengger bermukim serta Jemplang–Bantengan ( Disini pemandangan ke Gunung Bromo nampak bagaikan hamparan permadani bila awal musin hujan mulai atau akan berahkir) . Perjalanan Tumpang ke Ranu pani membutuhkan waktu sekitar 4–5 jam.

Ranu Pani (2000 m dpl) adalah sebuah dusun terahkir perjalanan bermotor dengan luas 279 Ha. Ditempat ini terdapat Pos Pemeriksaan Pendaki Gunung dan fasilitas yang ada berupa Pondok Pendaki, Pondok Penelitian, Pusat Informasi dan Kantor Resort, Wisma Cinta Alam, Wisma tamu dan Bangunan Pengelola.

Ditengah perkampungan Ranu Pani terdapat Danau (Ranu) Pani yang merupakan kawasan wisata yang mengasikan. Aktivitas memancing dan berjalan mengelilingi danau merupakan pengalaman yang terkesan. Dari Ranu Pani bila kita berjalan menyusuri jalan setapak lurus akan sampai di Ranu Regulo. (15 menit). Di Pos Ranu Pani kita juga dapat melakukan proses perijinan tetapi lebih baik perijinan dari kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 telp. 0341 – 491828.

Dari Ranu Pani perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan beraspal sepanjang ½ kilometer menuju jalan setapak pendakian menuju ke Ranu Kumbolo (2.390 m dpl). Melewati tanah pertanian daerah Watu Rejeng perjalanan menanjak di mulai. Disekitar perjalanan jalan ada yang tertutup oleh pohon tumbang/roboh ke jalan sehingga sesekali kita merayap di bawah tumbuhan rubuh. Nuansa perjalanan banyak dijumpai penduduk yang mencari kayu bakar serta burung di sepanjang route perjalanan.

Jarak dari Ranu Pani ke Watu Rejeng sekitar 5 Km dengan waktu temput 90 menit. Lalu untuk sampai di Ranu Kumbolo membutuhkan waktu 90 menit dengan jarak 5 km. dan di Ranu Kumbolo kita bisa bermalam. Total Perjalanan dari Rani Pani Ke Ranu Kumbolo 3–4 jam perjalanan dengan jarak sekitar 10 Km.

Ranu Kumbolo (2.390 m dpl) merupakan lembah dan terdapat danau/ranu yang luasnya 12 ha. Daerah ini tempat peristirahatan yang memiliki pemandangan dan ekosistem dataran tinggi yang asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah – celah bukit menunjukan warna – warni yang membuat di sekitar danau berwarna kemerah–merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Di daerah ini terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Dari Ranu Kumbolo kita bisa menuju ke Pangonan Cilik yang merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah Gunung Ayek-Ayek yang terletak tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (pangonan). Daya tarik dari kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang disekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

Setelah dari Ranu Kumbolo perjalanan diteruskan ke Kalimati. Melewati Tanjakan Cinta, yang merupakan tanjakan yang lumayan memeras tenaga dan diteruskan melewati Savana Oro-oro ombo (30 menit). Daerah ini merupakan padang rumput luasnya + 100 Ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit–bukit gundul dengan tipe ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasinya berada dibagian atas tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang – kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.

Perjalanan diteruskan ke Cemoro Kandang memerlukan waktu sekitar 3–4 jam perjalanan pendakian dan diteruskan melewati Padang Rumput–Jambangan dan menuju ke Kalimati. Di sini kita dapat bermalam dengan fasilitas Pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memesak dapat diambil dari Sumber Mani ( 15 Menit). Perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati memerlukan waktu sekitas 4-5 jam perjalanan pendakian.

Setelah dari Kalimati kita menuju ke Arcopodo (2-3 jam). Arcopodo merupakan daerah yang berada dilereng puncak Gunung Semeru dan dapat digunakan untuk mendirika tenda gumn mencapai puncak Mahameru. Pagi hari setelah bermalam dari Kalimati atau Arcopodo perjalanana pendakian kita lanjutkan menuju ke puncak Jonggring Saloko dengan melewati tanah berpasir dengan kemiringan hampir 60 – 70 derajat. Diperlukan kewaspadaan khusus dalam melewati medan ini karena banyak batu – batu yang longsor oleh angin atau pendaki di atas kita. Perjalanan Arcopodo ke Puncak membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan pendakian.

Puncak Mahameru atau Puncak Jonggring Saloko memiliki keunikan pada setiap 10 – 15 menit sekali menyemburkan abu dan batuan vulkanik yang didahului semburan asa berwarna hitam kelam membumbung tinggi ke angkasa raya seakan – akan menyelimuti seluruh puncak. Suhu di puncak Mahameru kadang–kadang 0–4 derajat celcius yang disertai kabut yang tebal dan badai angin.

Sebelum melakukan pendakian ke gunung semeru usahakan terlebih dahulu mencari infomasi ke Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 Telp. 0341 – 491828.  atau OPA yang kamu kenal lainnya. Karena Pendakian ke Gunung Semeru tidak terus di buka atau sewaktu – waktu di tutup karena aktivitas kawah yang terus bergejolak atau ada kejadian alam disekitar jalur pendakian.

Usahakan perijinan dilakukan 3 hari sebelum pendakian via e–mail, surat atau titip ke OPA yang ada (yang dikenal). Hal ini dilakukan agar saat pendakian ramai tidak mendapatkan ijin setelah sampai lokasi pendakian.

Bila anda di puncak Mahameru usahakan jangan terlalu lama karena pada siang hari arah angin cenderung ke utara sehingga asap akan bergerak ke utara. Karena semburan asap bisa mengakibatkan keracunan dan gangguan pernapasan yang bisa berakibat meninggal seperti kejadiaan yang pernah terjadi di puncak ini.

GUNUNG RINJANI

GUNUNG RUNJANI

Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung berapi tertinggi ke dua di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Pulau Sumatera. Keindahan panorama alam yang mepesona para pendaki alam, gunung dengan ketinggian 3.726 m yang terletak pada busur 8º25' LS dan 116º28' BT ini, tak pelak menjadi favorit pemanjat gunug, sehingga menempatkan Rinjani sebagai favorit ternama para club pencita alam.

Courtesy Erik Pontoppidan
Selain pemandangan eksotik baik punggun maupun puncaknya, Rinjani juga memili kawasan lahan konservasi hutan dan padang savana luasnya sekitar 41.330 ha di bawah pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani. Hampir dapat dipastikan setiap pengemar pendaki gunung, belumlah komplit bila belum menjejakkan kakinya di atas puncak Rinjani. Boleh dibilang, di antara puluhan gunung yang masih aktif di Indonesia, hanyalah puncak Rinjanilah paling menawan.

Banyaknya para pencita alam yang pelesir mengadu nyali di bulan Juni hingga Agustus, acap membawa berkah kehidupan sosial-ekonomi penduduk setempat. Paling kurang, penduduk di desa terdekat dengan dapat menemani para pendaki yang belum berpengalaman sebagai pemandu sekaligus porter barang bawaan pencita olahraga menentang maut ini. Suhu rata-rata di bulan Juni-Agustus yang berkisar 20°C dan terendah 12°C cukup bersahabat bagi pemanjat, bila dibanding puncak Himalaya misalnya.

Meski pun suhu udara tidak seekstrem puncak gunung di negara lain, toh para pendaki perlu penguasaan medan sebelum berencana jalan nanjak ke puncak Rinjani. Akan lebih baik bila Anda juga mengetahui adat, budaya dan perilaku masyarakat setempat. Paling tidak mengetahui bahwa secara administratif letak G. Rinjani berada di tiga kabupaten yaitu Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Perlu pula tahu tempat wisata misalnya Kaldera seluas 3.500 m x 4.800 m, memanjang dari arah Timur ke Barat itu, posisi paling enak, aman, cepat dan memungkinkan dapat dijangkau dari posisi Anda sebaiknya perlu dicermati sejak awal. Termasuk letak Segara Anak yang luasnya 11 juta meter persegi dengan kedalaman 230 m, jangan sampai ketinggalan untuk didatangi. Apalagi bila Anda lupa air terjun yang asalnya dari danau di puncak gunung yang meliuk-liuk melewati jurang curam sebelum mengerojok dari ketinggian. Betapa indahnya bila kesempatan itu Anda sia-siakan sampai tak terabadikan dalam kenangan.

Selain itu, di Segara Anakan Anda pun dapat menikmati makanan gurihnya ikan mas dan mujair yang dibakar dengan bumbu tradisional warga pedukuhan di sekitar G. Rinjani. Bila Anda pernah berkunjung ke danau tiga warna di pegunungan Dieng, jangan sekali-kali membandingkan keelokan telaga G. Rinjani dengan Dieng. Warna airnya biru bak air samodra. Itulah sebabnya danau, yang terbentuk dari kawah, disebut sebagai anak laut. Itulah sebabnya danau di G. Rinjani disebut juga sebagai Segoro Anakan.

Belum puas mendatangi dari arah Utara, bisa saja Anda melanjutkan ke bagian Selatan. Di situ akan tampak Segara Endut. Di sisi sebelah Timur kaldera terdapat Gunung Baru, gunung baru terbentuk, yang memiliki kawah berukuran 170 m × 200 m di ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir meletus pada tahun 2004.

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar luas pulau Lombok . Terletak disebelah timur pulau Bali, dapat ditempuh dengan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan feri dua kali --selat Bali dan Lombok. Dapat juga ditempuh menggunakan pesawat langsung dari Jakarta, Surabaya dan Bali ke Mataram.

Menurut masyarakat Lombok, Sasak dan orang Bali, sampai saat ini puncak G. Rinjani diyakini sebagai tempat bersemayamnya ratu Jin, penguasa Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Pada saat-saat tertentu, bila Anda memiliki indera keenam atau melalui mata hati, jangan kaget bila istana sang ratu Jin dapat terlihat dengan jelas. Konon kabarnya, keyakinan masyarakat setempat, para pengikut setia Dewi Anjani tergolong Jin yang baik. Menurut folklor dan dipercayai masyarakat setempat, Jin pengawal sang ratu idak usil dan suka membuat ulah.

Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air bernama Mandala, dan akhirnya menjadi penguasa dunia gaib. Oleh sebab itulah masyarakat setempat mempercayai kekuatan gaib Dewi Anjani yang bermukim di danau Segoro Anakan.

Masyarakat meyakini pula bila danau Segoro Anakan, bila dilihat menggunakan mata hati bersih, kelihatan sangat luas menandakan yang bersangkutan diberi umur panjang. Sebaliknya jika ia melihat seolah-olah Segoro Anakan, tampak sempit menandakan umur orang itu pendek. Itulah sebabnya, keyakinan masyarakat Sasak, bila Anda tidak memiliki kebersihan hati, diwajibkan melakukan bersih-bersih mandi di Segoro Anakan agar jiwanya tenang dan semanggat hidupnya akan kembali. Acara ritual yang dilakukan setiap tahun hingga kini masih berjalan secara hikmat.

Gunung Rinjani memiliki berbagai ekosistem yang masih terjaga secara alami. Hutan cemara, acasia, padang rumput bahkan edelweiss merupakan pemandangan yang dominan di perjalanan saat menuju puncak G. Rinjani. Selain memiliki berbagai jenis burung, juga terdapat binatang jenis lain seperti harimau, monyet, rusa, bahkan landak yang menjadi penghuni Rinjani.

Untuk mencapai pucaknya, dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan. Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat indah. Bila Anda ingin mendaki melalui Plawangan Senaru, dan berniat turun ke danau, sebaiknya ekstra hati-hati. Selain dinding yang curam, perjalanan cukup singkat hanya sekitar 2 jam. Di situlah Anda bisa mengelar tenda berkemah sembari memancing ikan Carper dan Mujair. Penduduk setempat juga mempunyai tradisi berkunjung ke Segoro Anakan berendam di kolam air panas dan memancing ikan.

Menurut beberapa kalangan pendaki G. Rinjani, rute pendakian yang paling digemari melalui Senaru menuju puncak, yang kini dinamai Rinjani Treck Centre. Pemerintah Selandia Baru pada 1999 hingga kini telah banyak memberi bantuan terbentuknya Rinjani Treck Centre yang dikelola Taman Nasional Gunung Rinjani, sebagai kawasan penelitian dan perlindungan terhadap ekosistem Rinjani.

Bila Anda tertarik melewati dari arah danau, janganlah terkejut bila dinding tebing di sisi barat tidak kurang dari 700 m, keterjalan mendaki punggung gunung mencapai 1.000 m, ditempuh dalam 2 tahap, kira-kira selama 3 jam hingga 4 jam perjalanan. Berat bukan. Nah pada tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, persinggahan terakhir dapat Anda lakukan sambil menunggu matahari terbit di ufuk timur yang sangat menawan. Setelah Anda terbengong-bengong dibuat kagum, puncak tertinggi G. Rinjani dapat Anda rayapi selama 3 jam dari basecam persinggahan terakhir.

Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan, karena harus meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun, bisa-bisa terperosok ke dalam bebatuan kerikil yang dapat mengoyak kulit sepatu Anda. Buat para pendaki, inilah tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dengan pemandangan alamnya yang indah.

Dari atas puncak Rinjani, bila cuaca cerah di pagi hari, akan terlihat puncak beberapa gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa. Bagi seorang fotografer, cuaca cerah menjadi impiannya untuk berburu pemandangan yang tiada taranya di belahan dunia lain.

Bila Anda jenuh dengan ketinggian, masih ada tempat lain yang tak kalah eksotis yaitu Segara Anakan sebuah danau kawah di ketinggian 2000 mdpl. Tapi jangan harap Anda dapat menjangkau dalam hitungan menit. Tracking terdekat untuk mencapai lokasi ini, sebaiknya Anda melalui Desa Senaru atau bisa juga melewati Desa Sembalun Lawang. Kedua entry point dimaksud merupakan daerah terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1200 m dpl.

Mayoritas para pendaki, lebih menyukai melalui Sembalun sebab bias irit waktu untuk mencapai ketinggian 700 mdpl. Selain panas menyengat, karena harus menyusuri padang savana yang terik, rute ini juga sangat membosankan karena jalan yang dilalui tampak panjang dan mendatar.

Ditempat ini banyak dimanfaatkan banyak perziarah, memohon doa kepada yang Kuasa. Di dalam kawahnya sendiri telah muncul satu gunung api aktif baru yaitu gunung Barujari, yang muncul saat terjadi letusan besar. Sementara di bagian utara sisi danau terdapat sumber mata air panas yang diyakini warga bias menyembuhkan penyakit atau sekedar untuk perawatan kulit.

Selain itu, di tempat ini juga terdapat gua-gua yang sangat indah, yakni Gua Susu, Payung, dan Gua Manik. Goa Susu menurut pengalaman para pendaki, tempat yang cocok untuk melakukan refleksi atau sering disebut sebagai tempat meditasi. Sedangkan air panasnya dimafaatkan untuk penyembuhan penyakit. Ingin mencoba mendaki? Selamat berpetualang. Asal jangan sampai tersesat atau merusak ekosistem kawasan Rinjani.

Kamis, 28 Oktober 2010

PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA

PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA
Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.

Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.

Sejarah terbentuknya Pegunungan Jayawijaya
Menurut teori geologi, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia. Benua Eurasia pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.

Akibat proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya…

• Puncak-puncak Jayawijaya
• Puncak Jaya 4.860 M.dpl
• Puncak Carstenz 4.884 M.dpl
• Puncak Yamin 4.535 M.dpl
• Puncak Idenberg 4.673 M.dpl
• Puncak Mandala 4.650 M.dpl
• Puncak Trikora 4.730 M.dpl
Sumber : Wikipedia

Bagi pendaki gunung, mendaki jajaran Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian.Betapa tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu terdapat titik tertinggi di Indonesia, yakni Carstensz Pyramide dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).Jangan heran jika pendaki gunung papan atas kelas dunia selalu berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam deretan tujuh puncak benua tersebut. Apalagi dengan keberadaan salju abadi yang selalu menyelimuti puncak itu, membuat hasrat kian menggebu untuk menggapainya.

Tetapi, siapa yang menyangka jika puncak bersalju itu dahulunya adalah bagian dari dasar lautan yang sangat dalam!.Pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat itu, pulau ini masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Pengendapan intensif yang berasal dari benua Australia dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan daratan baru yang kini bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan Australia.

Keberadaan Pulau Papua saat ini, tidak bisa dilepaskan dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia.

Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia. Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari. Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.

Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.

Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini. Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.

Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.

Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru.

Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya satu-satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis

Minggu, 24 Oktober 2010

MAHAMERU






''Ranu Gumbolo'' Hai sobat janganlah merasa bangga apa yang kau capai hari ini, dibali suksesnya kamu ada orang yang mungkin kau lupakan dan orang yang sangat berarti dalam pendakian ini
Berkibarlah ''BENDERA NEGERI KU''Berkibarlah engkau di dadaku, tunjukanlah kepada dunia semangatmu yang panas membara


                               Puncak MAHAMERU 1996


ARUS NIRWANA
ADVENTURE MANS FREE LANCE

ARUS AND MAMA
RANU GUMBOLO
G. SEMERU
ARUS AND TEMAN
OPA,HIMALAYA
DI PUNCAK
GUNUNG SEMERU
ARUS AND MAMA
DI PUNJAK TERTINGGI
PULAU JAWA







Jumat, 08 Oktober 2010

G.AGUNG


Disaat aku paling bahagia, senang, bangga, puas, takut, ngeri, ingat dosa, ingat kematian, ingat, ALLAH, ingat keluraga, ingat sobat, ingat masa-masa kelam, ingat senasip dan sepenanggungan, tak lupa kupanjatkan doa pada sang PENCIPTA dikala aku berada dipuncak gunung. ''I love Mount''