Puncak
Gunung Abong-Abong (2985 mdpl) adalah satu-satunya puncak Gunung yang
terletak di dua kabupaten yaitu di kabupaten Aceh Tengah dan kabupaten
Nagan Raya yang memiliki ekosistem hayati yang bervariasi dan memiliki
curah hujan yang tinggi dan gunung ini termasuk dalam spesifikasi Stratovulkano.menurut data yang diperoleh dari peneliti Belanda pada tahun 1851 yang bernama v.v voolstjen. Bahwasanya Gunung Abong – Abong memiliki
kadar epidermis Batu bara yang tinggi dan puncak serta pendukung
counturenya yang jarang kelihatan membuatnya kesulitan menentukan
bebatuan lainnya yang memiliki kadar logam sempurna. Dan juga, di gunung
ini menurut voolstjen terdapat dua spesies hewan yang tidak dimiliki
gunung lain, semisal ekosistem Leuser, yaitu gajah dan badak. Kedua
spesies ini juga menjadi pendukung terjadinya proses “ rantai makanan
sempurna “ pada kawasan ini, tanpa menyisihkan spesies kecil llainnya
dalam peran berkompetisi pada ihwalnya. Ia juga mengisyaratkan pada
peneliti llainnya, yang memakai acuan pertambangan agar menentukan juga
kesulitan yang terjadi dan terbentuk oleh pergeseran alam.
Pada
awal 1960an ditegaskan bahwa gunung Abong – abong ini tidak pernah ada
pendaki yang telah menapaki kakinya pada puncak gunung ini, kecuali para
pandaki Belanda yang membuat pilar puncak (triangulasi).
Pada
tahun 2001, kawasan pegunungan Abong- abong diawali oleh penetapan
pendukung kawasan ekosistem leuser sebagai “ penyedia air “ bagi
“paru-paru dunia” tersebut.
Akibat
adanya indikator seperti itu, kawasan gunung Abong-abong ini ditetapkan
masuk kedalam Ekosistem Ulu Masen setelah adanya proses pengelompokan
Spesies, Keanekaragaman Hayati, Kondisi Penyedia Air, Letak Geografis,
dan Penetapan Keadaan Counturenya (Penelitian Khusus Bakosurtanal).
tapi untuk pendaki
BalasHapusUKM PA-LH METALIK Yang pernah memijak kan kaki
di gunung abong-abong tahun 2010
dimana bisa melihat hasil pendakian UKM PA-LH Metalik?
BalasHapusSekretariat metalik, fakultas ekonomi unsyiah banda aceh..
BalasHapus