Gunung Slamet adalah gunung yang berada di kabupaten Purbalingga, Brebes dan Banjarnegara. Tepatnya di sebelah Barat kota Purbalingga dan sebelah Utara kota Purwokerto pada ketinggian Gunung ini mencapai 3432 m dpl dan termasuk gunung berapi tertinggi di Jawa dengan memiliki 4 buah kawah aktif yang terletak di puncaknya, sehingga dianjurkan untuk mendaki puncak sebelum pukul 10 pagi untuk menghindari adanya gas beracun. Dari puncak dapat terlihat gunung-gunung lainnya di jawa tengah seperti gunung Sumbing, Sindoro, merbabu, merapi bahkan kalau sedang cerah bisa melihat gunung Lawu.
Pada bulan-bulan tertentu cuaca di gunung ini sangat ekstrim dan seringkali terjadi badai pada puncaknya, suhu udara turun dengan drastis untuk mengantisipasinya jangan lupa membawa baju hangat, jas hujan dan kantung tidur agar tidak terkena hipotermia jika ingin mendaki gunung ini. Sebagian jalur pendakian amat curam dan pada musim hujan, jalur pendakian menjadi semakin berat karena jalur tersebut terisi oleh air.
Sebagian masyarakat jawa mempercayai bahwa gunung slamet adalah pusat dari pulau Jawa. Mereka juga menyebut gunung ini dengan nama gunung Lanang. Bahkan mereka juga percaya bahwa gunung ini adalah gunung yang angker, yang banyak didiami oleh mahluk halus. Terlepas dari mitos dan kepercayaan yang ada, gunung ini merupakan gunung yang indah, terutama di Pelawangan yaitu daerah sebelum puncak.
Ada beberapa pintu masuk untuk mendaki gunung ini yaitu melalui Bambangan, Batu Raden, Kaliwadas dan Randudongka. Tapi jalur resminya adalah melalui Bambangan, jalur-jalur lainnya sudah ditutup untuk keselamatan. Pemandangan yang di temui melalui pintu masuk Bambangan cukup beragam, dari pintu masuk perkebunan mendominasi rute perjalanan, lalu berganti dengan hutan hujan tropis, mendekati puncak berganti dengan semak semak, dan puncaknya berupa batu-batuan dan pasir. Jalur yang ditempuh cukup sulit dengan rata-rata kemiringan lebih dari 400.
Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Gunung Slamet di pandang dari kacamata geologi merupakan gunung stratovulcano yang terbentuk akibat pengaruh pergerakan tektonik lempeng antara lempeng indoaustralia dan lempeng eurasia. tumbukan antar lempeng mennyebabkan magma yang terbentuk lebih bersifat intermediet (SiO2 50-60 %)
Jalur Pendakian
Jalur Bambangan:
Bambangan merupakan sebuah desa yang terletak di lereng gunung slamet.
Dari desa ini menuju pos pertama melalui perkebunan sayur yang masih dapat ditempuh dengan motor sampai pos pesanggrahan perum perhutani Serang, setalah itu perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Biasanya pendaki memulai perjalanan pada sore untuk menghindari panasnya sengatan matahari ketika berjalan diperkebunan yang terbuka.
Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.
Ds. Bambangan -> Serang -> Gunung Malang-> Pondok Gembirung -> Pondok Walang -> Pondok Cemara -> Samarantu -> Samyang Rangkah -> Samyang Ketebonan -> Batur -> Samyang Jampang -> Samyang Kendit -> Pelawangan -> Puncak
Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar